Doa Bersama Lintas Etnis Lintas Agama di UNU NTB, Kota Mataram. (Istimewa) |
MATARAM - Sejumlah elemen keagamaan dan kepemudaan menggelar Doa Bersama Lintas Etnis Lintas Agama, Kamis malam (22/8) di gedung Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat, di Mataram.
Doa bersama untuk persatuan Indonesia bertema "Kita Indonesia, Kita Bersaudara, Papua Adalah Kita", itu dihadiri sekitar 100 orang peserta dari berbagai elemen.
Kegiatan juga dihadiri Kabag Ops BIN NTB, Kol. Inf. Andi Baso, Kepala Badan Kesbangpol Mataram, Rudi Suryawan, Wakil Rektor Universitas Mataram, Prof. Dr. Muhammad Natsir, Ketua DPC Ikadin Kota Mataram, Irfan Suriadiata SH MH dan para perwakilan OKP Lintas Agama se Kota Mataram.
Ketua Ikadin Mataram, Irfan Suriadiata SH mengatakan, kegiatan doa bersama tersebut diselenggarakan untuk meneguhkan kembali komitmen kebangsaan agar prulalitas yang ada dapat hidup berdampingan membawa Indonesia semakin maju.
"Meski kegiatan ini bersifat seremonial namun intinya sangat substansial dimana output yang diharapkan dari acara ini adalah menjamin keberagaman budaya Indonesia khususnya keberadaan saudara mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Kota Mataram," kata Irfan.
Sementara itu, Wakil Rektor Unram Prof Dr. Muhammad Nasir mengatakan, saat ini mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Mataram merasa sangat nyaman berada di Kota Mataram.
"Para mahasiswa Papua (di Unram) tidak terpengaruh dengan isu yang sedang bergejolak didaerah lain," katanya.
Menurut Nasir, salah satu kelebihan mahasiswa Papua adalah memiliki tata krama yang sangat santun.
Oleh karenanya, pihak Kampus senantiasa memberinya kepercayaan, memfasilitasi perlengkapan olahraga demi pengembangan bakatnya.
Kegiatan ini dinilai sangat penting sebagai pengingat untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Ia meenekankan, bercermin dari Korea, Pakistan hingga Arab yang memiliki banyak suku tetapi terpecah-pecah, sementara Indonesia yang didiami lebih dari 700 suku justru memiliki ikatan yang kuat dalam naungan Bhineka Tunggal Ika.
"Sehingga kami mengajak semua anak bangsa tetap memelihara kerukunan antar suku, antar golongan, antar agama sebagai salah satu aset terpenting yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini," katanya.
Nasir juga mengajak semua pihak mengutamakan pengendalian diri di segala situasi. Menempatkan sesuatu pada tempatnya agar menghindarkan ketersinggungan antar anak bangsa.
"Masyarakat Indonesia memiliki kearifan lokal yang tentunya bisa menjadi solusi dalam menjaga silaturahmi dan menghindarkan bangsa Indonesia dari konflik perpecahan," katanya.
Kepala Badan Kesbangpoldagri Kota Mataram, Rudi Suryawan SH mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya.
Hal ini di satu sisi merupakan kekuatan sebagai potensi negara yang sangat kaya dan berwarna. Tapi di sisi lain, ini juga bisa menjadi titik lemah karena rentan terhadap gesekan dan konflik yang timbul akibat kurangnya pemahaman serta adanya intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Konflik dengan mahasiswa Papua yang berawal di Surabaya terbukti memicu reaksi di berbagai daerah lain di Indonesia.
"Hal ini perlu kita waspadai, agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadikan konflik terus melebar," katanya.
Ia menyampaikan Pemkot Mataram mengapresiasi tema kegiatan Doa Bersama itu, "Kita Indonesia, Kita ini Bersaudara, Papua Adalah Kita".
"Ini menunjukkan bahwa Saudara-Saudara dari Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan semua anak bangsa," katanya.
Mengutip kalimat Presiden Joko Widodo, Rudi menekankan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, yang paling baik adalah saling memaafkan.
"Insya Allah, masalah ini bisa terselesaikan dan semua bisa kembali bergandengan tangan membangun bangsa dan negara tercinta ini," katanya.
Kegiatan Doa Bersama Lintas Etnis dan Lintas Agama juga diisi Deklarasi dan Pernyataan Sikap oleh OKP se Kota Mataram yang isinya antara lain :
1. Sesuai dengan amanah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 untuk mewujudkan perdamaian abadi maka kami mengecam tindakan diskriminatif terhadap sesama warga negara kesatuan Indonesia.
2. Meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus pembuangan bendera Merah Putih diselokan (kasus surabaya). Serta mengusut tuntas kasus diskriminasi terhadap saudara kita dan papua Menghimbau agar setiap warga Negara Republik Indonesia menghormati lembang-lembang negara serta tidak berbuat hal-hal yang dapat merendahkan martabat bangsa.
3. Menghimbau agar warga negara NTB untuk tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu provokatif yang memecah belah persaudaraan dan persatuan bangsa.
4. Menghimbau agar masyrakat NTB tetap menjaga kerukunan dan toleransi, serta persaudaraan antar umat beragama antar golongan, suku, ras antar daerah yang ada di NTB
5. Mengajak seluruh warga NTB untuk tetap menjaga stabilitas, keamanan dan ketertiban masyrakat dalam upaya mewujudkan NTB gemilang.
6. Bersama-sama berkomitmen manjaga keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara tanpa memandang ras, suku dan etnis.
7. Semangat persatuan dan NKRI Harga Mati. (*)
No comments:
Post a Comment