Terkini Lainnya

Friday, August 23, 2019

Mahasiswi Biologi UM Sulap Beluntas jadi PLUCHEA Infused Water Penghilang Bau Mulut dan Bau Badan

Para mahasiswi Biologi UM yang menemukan dan memproduksi PLUCHEA Infused Water. (Istimewa)


MALANG - Memadukan kearifan lokal masyarakat Jawa, Indonesia, dengan teknologi sejumlah mahasiswi Biologi Universitas Negeri Malang (UM), berhasil memproduksi PLUCHEA, minuman Infused Water dalam kemasan.

Produk infused water PLUCHEA dengan bahan utama daun Beluntas (pluchea indica) ini, bisa mengatasi masalah bau mulut dan juga bau badan jika rajin dikonsumsi.

"Kita coba angkat kearifan lokal dan memadukan dengan teknologi, sehingga menghasilkan produk PLUCHEA Infused Water ini," kata Mastika Marisahani Ulfah, salah seorang Mahasiswi Biologi UM.

Bersama rekannya yang lain, seperti Fahrun Nisa, Intan Ayu Idha, Dhea Paramita, Riza Eka Novita S, Giovanica Zendi, dan Faiza Nur Imawati, para mahasiswi Biologi UM ini merancang diversivikasi pangan agar mampu meningkatkan nilai jual dan kebermanfaatan dari daun Beluntas.

Produk PLUCHEA karya mahasiswi Biologi UM. 

Menurut Ulfah, dulunya masyarakat kuno meyakini bahwa mengkonsumsi Beluntas mampu mengurangi bau badan dan bau mulut.

Dan berdasarkan penelitian kandungan daun Beluntas memang menyimpan miliki kandungan fitokimia berupa alkaloid, fenol, tanin, dan flavonoid.

"Kandungan fitokimia tersebut memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri dan antioksidan yang mampu mengurangi bau badan dan bau mulut," kata Ulfah.

Mahasiswi lainya, Fahrun Nisa mengatakan dengan memadukan kearifan lokal dan tren yang dimanfaatkan sebagai peluang pasar mampu menjadikan produk ini sebagai unggulan yang akan berkembang di kancah nasional.

Dijelaskannya, proses produksi Pluchea Infused Water ini menggunakan metode sterilisasi bertahap, sehingga menghasilkan produk yang memiliki kualitas dan keamanan pangan yang tidak diragukan lagi.

Kini PLUCHEA kini memiliki rumah produksi yang memiliki standar kelayakan industri mikro.

"Pengembangan produk ini dapat diterima masyarakat dan memiliki beberapa outlet dan akan dikembangkan lagi di Kota-Kota besar lainnya," katanya.

Nisa memaparkan, dulu daun Beluntas hanya sebatas digunakan sebagai sayur sayuran, yang di Jawa dikenal sebagai “botokan”.

Namun olahan yang seperti itu tidak banyak diminati khususnya di kalangan remaja. Sebab telah tercatat bahwa sejumlah 93% anak dan remaja di Indonesia tidak menyukai olahan sayur.

Oleh karena itu, papar dia, perlu adanya inovasi dalam diversifikasi pangan agar mampu meningkatkat nilai jual dan fungsi yang terkandung dalam daun Beluntas.

"Sehingga terciptalah olahan PLUCHEA Infused Water ini. Yang bahannya dari daun Beluntas dan Jeruk Nipis," katanya. MP/Rosyidin

No comments:

Post a Comment