Terkini Lainnya

Sunday, July 28, 2019

Tingkatkan Produktivitas Tenun Lombok, BI NTB Dorong Perajin Manfaatkan ATBN

ATBM. Perajin tenun mengikuti pelatihan pemanfaatan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang digelar Bank Indonesia Perwakilan NTB, di Lombok Timur. (Foto: Humas BI NTB)


LOMBOK TIMUR - Sejumlah perajin tenun di Desa Pringgasela dan Kembang Kerang, Lombok Timur, mengikuti pelatihan Dasar Mehani dan penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) bantuan Bank Indonesia Perwakilan NTB.

Pelatihan sejak 25 Juli hingga 8 Agustus mendatang, dilakukan agar para perajin mampu memaksimalkan penggunaan ATBM.

Pelatihan ini diikuti oleh 10 orang anggota kelompok klaster Pringgasela dan 5 lima orang anggota kelompok Kembang Kerang.

PELATIHAN. Sejumlah perajin tenun peserta pelatihan pemanfaatan ATBM di Lombok Timur.


Kepala Perwakilan Bank  Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani menjelaskan,
BI NTB berupaya mendorong penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) agar terjadi peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya.

"Sehingga dapat memenuhi permintaan yang semakin meningkat dengan harga jual produk tenun yang semakin kompetitif," kata Achris Sarwani, Senin (29/7) di Mataram.

Achris memaparkan, sejak 2016 lalu, BI NTB bersama Pemda Lombok Timur,  Dinas Perindustrian Provinsi NTB, dan BPD NTB Syariah telah menginisiasi pengembangan klaster tenun di Desa Pringgasela, Lombok Timur.

Pengembangan dilakukan dengan melibatkan 5 (lima) kelompok tenun diantaranya Kelompok Sentosa Sasak Tenun, Kelompok Aman Maksan, Kelompok Seleman Adil, Kelompok Pesiraman, dan Kelompok Sundawa Makmur.

"Dalam perjalanan pengembangan klaster tersebut, klaster didorong untuk berkembang dengan diberikan bantuan teknis," katanya.

Pendampingan yang dilakukan seperti pelatihan pewarnaan alami, pembuatan motif, perluasan akses pasar, pemanfaatan pemasaran digital, pengelolaan kelembagaan dan keuangan kelompok.

Selain itu berbagai pelatihan lainnya yang mampu menjadi katalis peningkatan kapasitas kompetensi anggota kelompok.

"Menginjak tahun ke 4 proses pengembangan klaster tenun ini, BI NTB berupaya mendorong penggunaan ATBM. Salah satunya dengan menggelar pelatihan," katanya.

Manajer di BI NTB, Suwarha mengatakan, dengan pelatihan ini diharapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan ilmu terkait dengan mehani dan menenun dengan menggunakan ATBM, sehingga ke depan produktivitas dapat ditingkatkan.

"Peluang pasar saat ini cukup tinggi. Untuk pasar lokal di Provinsi NTB sendiri, dengan adanya himbauan untuk pegawai negeri memakai pakaian tenun seminggu sekali berpotensi akan meningkatkan permintaan," tukas Suwarha.

Menurut dia, pangsa pasar tenun Pringgasela juga semakin baik dengan adanya permintaan wisatawan, baik domestik maupun  mancanegara.

Sementara itu, selaku pelatih, Owner Tenun Gaya, Wignyo mengatakan, pentingnya keseriusan dalam menenun juga dibutuhkan dalam upaya peningkatan produktivitas.

Menurut Wignyo, kain tenun  NTB telah memiliki ciri khas yang unik yang belum terdapat di wilayah lain.

"Namun demikian, tetap membutuhkan peningkatan kualitas seperi peningkatan lebar kain," katanya.

Selain itu, kendala dan tantangan yang masih harus dihadapi juga terkait penyusutan kain dan harga kain.

"Diharapkan dengan adanya ATBM dapat menjadi solusi untuk tantangan dan kendala tersebut," katanya. (*)

No comments:

Post a Comment