RAKOR PARIWISATA. Sejumlah narasumber dalam Rapat Koordinasi Akselerasi dan Sinkroninasi Program Kepariwisataan Lombok-Sumbawa Pascabencana, di Hotel Lombok Raya, Mataram. |
MATARAM - Sektor pariwisata Lombok belum pulih sepenuhnya akibat bencana gempa bumi 2018. Kondisi ini diperparah dengan tingginya harga tiket pesawat dan bagasi berbayar yang dilakukan pada low season.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, pascagempa 2018 hingga kini masih ada dua destinasi wisata yang belum normal, yakni jalur pendakian Gunung Rinjani dan juga Masjid Hubbul Wathan di Kompleks Islamic Center.
Faozal mengatakan, jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sejak gempa bumi 29 Juli 2018 lalu, hingga kini.
Seperti tahun sebelumnya, penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani, selalu dilakukan di saat cuaca buruk antara Januari hingga Maret, dan akan kembali dibuka pada April.
Faozal berharap, tahun 2019 ini jalur pendakian Gunung Rinjani juga dapat kembali dibuka pada April. Sebab, event Rinjani 100 yang menjadi salah satu event dalam Calendar of Event (CoE) Pariwisata NTB akan digelar di bulan April.
"Rinjani harus kita buka karena agenda kalender kita sudah 4 ribu yang daftar ikut (event lari) Rinjani 100," kata Faozal, Rabu (20/2) dalam Rapat Koordinasi Akselerasi dan Sinkroninasi Program Kepariwisataan Lombok-Sumbawa Pascabencana, di Hotel Lombok Raya, Mataram.
Rapat dihadiri perwakilan pejabat Kementerian Pariwisata RI, Kementerian Desa dan PDTT, Kemenko Kemaritiman, perwakilan Dinas Pariwisata Kota dan Kabupaten di wilayah Provinsi NTB, Assosiasi Kepariwisataan di NTB, para pelaku industri pariwisata, dan stakeholders kepariwisataan lainnya.
Faozal menyebutkan, Rinjani 100 merupakan ajang wisata olahraga andalan Lombok yang menarik ribuan pelari dari luar negeri.
"Event ini sudah mendunia dan harus kita siapkan dengan membuka Rinjani secepatnya," katanya.
Sementara itu, tambah Faozal, untuk kerusakan ringan yang terjadi di Islamic Center NTB akibat gempa juga membuat operasional ikon wisata religi Lombok itu belum dapat beroperasi secara normal.
"Dinas PU menyampaikan pada akhir Februari semua akan normal dan perbaikan sudah selesai. Alhamdulillah kita juga diberikan sumbangan lampu senilai Rp 1,5 miliar dari Kemenpar, hampir sama nanti bentuknya dengan Masjid Nabawi," katanya.
Faozal tidak memungkiri jika kondisi pariwisata NTB saat ini belum sepenuhnya normal. Ia menilai wisatawan masih trauma dengan bencana gempa yang melanda NTB tahun lalu.
Kondisi ini diperparah dengan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar yang membuat banyak pembatalan penerbangan dan juga pengurangan frekuensi penerbangan ke Lombok.
"Kondisi ini terjadi di seluruh Indonesia. Memang hampir menjerit pelaku industri wisata yang tentu tidak mungkin menjual paket murah," kata dia.
Faozal berharap Rakor yang digelar bisa mendapatkan solusi atas sejumlah persoalan yang membelit sektor pariwisata NTB saat ini.
No comments:
Post a Comment