H Irzani. |
MATARAM - Program NTB Zero Waste yang menjadi prohgram strategis Pemprov NTB di bawah pemerintahan Gubernur Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, dinilai sangat tepat untuk mengakselerasi pembangunan di daerah ini.
Selain karena NTB merupakan daerah destinasi wisata unggulan nasional, kebersihan dan sistem pengelolaan sampah juga akan membawa banyak peluang dalam peningkatan perekonomian masyarakat.
"Untuk NTB yang memang sudah jadi destinasi wisata unggulan, Zero Waste ini adalah sebuah keniscayaan. Kebersihan ini menjadi bagian utama prinsip Pariwisata, selain unsur Sapta Pesona lainnya. Selain itu, ada banyak potensi ekonomi yang bisa dilakukan dalam program dan semangat Zero Waste ini," kata Calon Anggota DPD RI Dapil NTB Nomor Urut 30, H Irzani, Kamis ( 21/2).
Irzani mengatakan, Lombok sebagai pulau Seribu Masjid dan NTB secara umum yang berpenduduk mayoritas Muslim juga sudah sepantasnya mendukung dan membudayakan Zero Waste dalam kehidupan keseharian.
"Sebab, dalam Islam diajarkan bahwa Kebersihan adalah sebagian daripada iman. Sehingga kebersihan ini harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, ini tentu sesuai dengan semangat Zero Waste tersebut," tambah Irzani yg pernah menjadi Ketua SENAT Mahasiswa Universitas Hamzanwadi tahun 1997-1999 dan salah satu Presidium UNFREL (University Network For Free and Election) NTB Tahun 1999.
Menurutnya, kesuksesan program Zero Waste tak hanya bisa dibebankan pada pemerintah daerah semata, tapi harus melibatkan kesadaran semua pihak, terutama masyarakat.
Sebab, kebersihan ini sangat berkaitan
dengan habit atau kebiasaan.
Ia menilai, akan sulit merubah kebiasaan perilaku tanpa merubah mindset masyarakat terlebih dahulu. Sehingga edukasi dan sosialisasi yang terus menerus harus dilakukan.
Irzani mengatakan, peran lembaga pendidikan seperti Pondok Pesantren
sangat potensial untuk dilibatkan. Bukan hanya edukasi dan sosialisasi yang diselipkan dalam dakwah, para santri dan santriwati juga diharapkan bisa menjadi agen perubahan dan pelopor dalam program NTB Zero Waste ini.
"Potensi Pesantren kita luar biasa, ini yang saya harapkan bisa menjadi pelopor Zero Waste," beber Irzani lulusan Magister Statistik Fakultas MIPA UGM
Dari sisi keberlanjutan program, Irzani menawarkan gagasan pola pemberdayaan ekonomi dalam Zero Waste ini.
Apalagi, paparnya, pengelolaan sampah yang baik dan tepat memiliki aspek ekonomis yang bisa diambil masnfaatnya oleh masyarakat.
Salah satunya bisa dengan pembentukan unit-unit bank sampah di tingkat pedesaaan atau kelurahan.
Dengan pemilahan sampah organik dan
anorganik, masyarakat pun bisa memanfaatkannya.
"Sampah organik bisa menjadi pupuk misalnya, sementara sampah anorganik seperti plastik dan lain sebagainya itu bisa dikreasikan menjadi kerajinan. Ini tentu memiliki aspek ekonomis," katanya.
Menurut Irzani, jika masyarakat sudah merasakan manfaat ekonomis dari
program Zero Waste ini, maka bukan tidak mungkin masalah sampah di NTB ini bisa teratasi dengan mudah.
Selain itu, jika program ini bisa mengakar dan merubah mindset masyarakat maka branding NTB sebagai destinasi wisata unggulan juga akan semakin nyata ke depannya.
Bahkan menurut Irzani, jika pola ini diterapkan di Desa Wisata, maka suatu ketika NTB juga akan memiliki cukup banyak destinasi dan atraksi wisata baru yang menarik bagi wisatawan mancanegara.
"Bayangkan di Desa Wisata ada pengelolaan sampah, mengubah sampah menjadi kerajinan. Ini bisa menjadi satu atraksi dan destinasi baru. Wisatawan mancanegara, terutama dari negara-negara maju pasti akan sangat mengapresiasi dan mereka akan lebih banyak datang untuk melihat Desa ini," katanya.
Irzani juga mengajak kaum muda generasi millennials di NTB untuk mulai peduli dengan kebersihan daerahnya.
Sebab, masih banyak ide dan gagasan menarik yang bisa digali dan dikembangkan dari program Zero Waste ini.
No comments:
Post a Comment