Terkini Lainnya

Tuesday, February 26, 2019

Dinas Kelautan dan Perikanan NTB Berupaya Tingkatkan Nilai Ekonomis Produk Garam

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Lalu Hamdi. (Foto: Ari Haryati)


MATARAM - Potensi produksi garam kasar di Provinsi NTB cukup besar, dengan wilayah potensial yang menyebar di pulau Lombok dan Sumbawa.

Sektor ini dinilai strategis untuk dikembangkan sebagai salah satu penggerak ekonomi masyarakat di pesisir.

Dinas Kelautan dan Perikanan NTB mencatat, sepanjang tahun 2018, produksi  garam di NTB mencapai 147 ribu ton, meski masih dalam bentuk garam kasar.

"Jadi (produksi) sudah cukup bagus. Harga garam kasar saat ini Rp600 per Kg," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Lalu  Hamdi, Rabu (27/2) di Mataram.

Hamdi mengatakan, harga tersebut termasuk normal. Namun nilai ekonomis garam itu bisa ditingkatkan jika garam yang kualitas produksi ditingkatkan atau diolah sebagai garam beryodium dan tidak dijual dalam bentuk garam kasar.

"Kalau kita mau tingkatkan harga ini harus mengolah garam artinya tidak harus dijual dalam bentuk garam kasar," katanya.

Menurutnya, yang harus dilakukan adalah mengolah garam rumah tangga dengan cara memperbaiki kemasannya. Sehingga harga jualnya dapat sedikit lebih tinggi.

"Kita harus olah menjadi garam rumah tangga, kemasannya kita perbaiki maka nanti itu bisa harganya menjadi Rp8000 per Kg," katanya.

Hal itu lah yang akan didorong DKP NTB di tahun 2019 ini.

“Kita sedang rancang untuk meningkatkan nilai tambahnya itu, salah satunya dengan mendorong industri rumahan untuk pengolahan dan kemasan," katanya.

Ia menambahkan, potensi lahan garam di NTB saat ini sekitar 9000 hektare, namun yang digarap baru sekitar 2.300 hektare.

Lokasinya tersebar di Kabupaten Sumbawa, Bima, Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah.

Dengan produksi 147 ribu ton per tahun, garam NTB bisa dibilang surplus, karena kebutuhan lokal NTB sendiri hanya berkisar 18 ribu ton per tahun.

"Surplus sisa sangat banyak, ini yang dikirim keluar daerah. Nah, kalau yang kita kirim keluar bukan dalam bentuk kasar, tentu nilai ekonomis akan lebih banyak dan terasa manfaatnya," katanya. MP05/Ari

No comments:

Post a Comment