PERIKANAN TANGKAP. Aktivitas di kapal penangkap ikan di kawasan Minapolitan Lombok, Teluk Awang, Lombok Tengah. (Foto: Dok. Dinas Kominfo NTB) |
MATARAM - Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus berupaya mengembangkan tiga klaster kawasan Minapolitan di perairan Lombok dan Sumbawa.
Selain untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan, konsep Minapolitan juga menjadi bagian dari upaya mendorong industrialisasi yang menjadi salah satu program unggulan Pemda setempat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, H. Lalu Hamdi memaparkan,
pembangunan Kelautan dan Perikanan di NTB dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) klaster pengembangan Minapolitan.
"Pengelompokan tersebut, didasarkan pada pendekatan ke wilayahan dan potensi masing-masing klaster," kata Lalu Hamdi, Kamis (1/8) di Mataram.
Tiga klaster Minapolitan itu adalah Klaster Minapolitan Lombok, Minapolitan Sumbawa, dan Minapolitan Bima.
Ia merincikan, klaster Minapolitan Lombok akan didorong sebagai pusat industri perikanan tangkap lepas pantai, dan lokasi pusat di kawasan Teluk Awang, Lombok Tengah.
Sedangkan klaster Minapolitan Sumbawa akan didorong sebagai pusat perikanan berkelanjutan, yang dipusatkan di kawasan Teluk Saleh.
Sementara klaster Minapolitan Bima didorong sebagai lokomotif industri garam.
Hamdi menjelaskan, Minapolitan merupakan sebuah konsep pengelolaan potensi Kelautan dan Perikanan terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Potensi Melimpah Minapolitan Lombok
Lalu Hamdi mengatakan, potensi Minapolitan Lombok sangat melimpah terutama untuk sektor ikan tangkapan lepas pantai.
Data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB mencatat, kawasan ini bisa memproduksi ikan tangkapan jenis Cakalang hingga mencapai 500 ton, yang dikirim ke luar daerah.
"Saat ini juga telah beroperasi 40 kapal milik nelayan lokal dan 17 kapal kapasitas 100 GT dari 100 unit yang ditargetkan berasal dari luar daerah," katanya.
Sementara dari sisi infrastruktur penunjang, saat ini terus dikembangkan.
Dinas Kelautan dan Perikanan kini terus menggencarkan promosi, dengan harapan agar terjadi penambahan jumlah kapal besar sesuai target yang ditetapkan.
Pemda NTB bersama stakeholder terkait lainnya adalah juga berupaya melengkapi Teluk Awang dengan sarana prasarana pendukung seperti air bersih, pabrik es, cold storage, BBM dan lain-lain.
"Sehingga ke depan Teluk awang akan menjadi pusat industri dan pengiriman atau ekspor ikan dari Lombok," katanya.
Pemda NTB juga terus membangun komunikasi dan kemitraan dengan para pelaku bisnis, sehingga para eksportir tertarik untuk menempatkan usahanya di teluk awang.
Dengan cara demikian, ia berharap ke depan produk ekspor NTB benar-benar tercatat berasal dari NTB, bukan justru tercatat dari daerah lain, karena tidak dikirim atau diekspor langsung dari NTB, tetapi melalui daerah lain.(*)
No comments:
Post a Comment