Terkini Lainnya

Sunday, February 3, 2019

Menilik Cara Pemkot Bandung Membangun Sistem Terintegrasi untuk Maksimalkan Pertumbuhan Ekonomi (1)

DISKUSI RINGAN. Kepala Bank Indonesia NTB, Achris Sarwani dan Kasubag Bina Produksi dan Distribusi Bagian Perekonomian Pemkot Bandung, Felly Lastiawati, dalam diskusi ringan ekonomi di Hotel Bidakara Savoy Homann Bandung.


KOTA BANDUNG, Jawa Barat, menjadi salah satu Kota utama yang terus berhasil meraih banyak penghargaan di tingkat nasional dalam beberapa tahun terakhir.

Di sektor ekonomi, Pemkot Bandung sudah berhasil membangun potensi ekonomi yang ada dengan sinergitas lintas sektor.

Sistem yang terintegrasi bukan hanya membantu Pemkot untuk lebih andal mengelola inflasi, tapi juga menjadi pengungkit potensi tumbuhnya perekenomian dari banyak sisi.

Selain memaksimalkan kinerja BUMD, Pemkot Bandung juga memaksimalkan pelibatan tiap organisasi perangkat daerah (OPD) dan stakeholders terkait untuk bersinergi mengembangkan setiap potensi yang ada.

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (BI) menilai, apa yang sudah berhasil dilakukan di Kota Bandung bisa menjadi contoh baik yang bisa diadopsi bagi daerah lain termasuk Kabupaten dan Kota di Provinsi NTB.

Hal ini membuat BI NTB memilih Kota Bandung sebagai lokasi pelatihan wartawan ekonomi NTB tahun 2019 ini.

"Harapannya agar teman-teman bisa melihat langsung bagaimana Kota Bandung ini mengelola potensi ekonominya," katanya Kepala BI NTB Achris Sarwani, dalam diskusi ekonomi bersama jajaran Bidang Ekonomi Pemkot Bandung, Sabtu sore (2/2) di Hotel Bidakara Savoy Homann Bandung.

Sekitar 10 wartawan dari berbagai media massa di NTB mengikuti pelatihan tahunan BI NTB ini.

Menurut Achris, selain sebagai penyegaran wawasan tentang tugas dan kewenangan BI, dan ekonomi secara umum, pelatihan juga sekaligus untuk menyerap dan melihat inisiatif Pemkot Bandung dan masyarakatnya di sektor ekonomi.

"Bandung juga sudah jadi destinasi yang bagus, UMKM juga sangat baik bertumbuh. Sehingga bisa juga diadopsi pengelolaannya di daerah lain termasuk di NTB," katanya.

Pemkot Bandung memang kreatif mengelola potensinya.

Sebut saja, Pasar Baru Trade Center Bandung yang kini bukan saja menjadi pusat perbelanjaan tapi juga menjadi ikon destinasi wisata di Kota ini.

Beberapa sektor seperti terkoneksi disini, dan menciptakan sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang juga selaras dengan manfaat ekonomis dan pertumbuhan ekonkmi masyarakat.

Perdagangan dan Industri, Perhubungan, Kebersihan dan Tata Kota, hingga Pariwisata dan Infokom menjadi satu bagian yang bekerja saling mendukung.

"Ini semua bisa terwujud karena political will pemerintah dan sistem sinergi yang terbangun dengan baik," kata Kasubag Bina Produksi dan Distribusi Bagian Perekonomian Pemkot Bandung, Felly Lastiawati, M.Ap.

Felly menjelaskan pengelolaan pasar baru itu diserahkan pada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Bandung Bermartabat, salah satu dari lima BUMD andalan Kota Bandung.

Untuk sistem digitalisasi Dinas Infokom Kota Bandung membuat aplikasi Arimbi yang memudahkan masyarakat memantau harga barang, juga demand and suplay secara real time.

"Sistem digital ini juga membantu Pemkot dan tim TPID dalam pengendalian inflasi," katanya.

Dinas Perdagangan dan Industri Kota Bandung memperkuat pembinaan sektor UMKM di kawasan pasar, sementara untuk kebersihan dan pengelolaan sampah dilakukan Dinas Kebersihan dan Tata Kota dengan bersinergi bersama PD Bandung Resik.

Nah, setelah kawasan tertata rapi, Dinas Pariwisata Kota Bandung mulai mempromosikan dan membranding pasar ini dari sisi pariwisata.

Dinas Perhubungan Kota Bandung, melengkapinya dengan penyediaan Bandros atau Bandung Tour on The Bus.

"Jadi semua bersinergi, terintegrasi," kata Felly.

Menurutnya, di awal membentuk sistem ini banyak kendala dan tantangan dihadapi. Tapi berkat political will kepala daerah, hal ini berangsur teratasi. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment