Terkini Lainnya

Tuesday, January 29, 2019

The Paragon Senggigi Optimistis Lombok Bangkit Kembali

RAMAH TAMAH. Konsultan The Paragon Senggigi, Dr H Taryono saat berdiskusi dalam ramah tamah bersama sejumlah wartawan di Mataram.


MATARAM - Dampak bencana gempa bumi Juli-Agustus tahun lalu masih terasa bagi sektor pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Meski infrastruktur penunjang pariwisata sudah pulih kembali, namun angka kunjungan wisatawan ke daerah ini masih belum menggembirakan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini juga dirasakan sejumlah pelaku industri wisata di kawasan Senggigi, Lombok Barat, termasuk The Paragon Senggigi, cafe dan bar ternama di kawasan wisata Senggigi.

"Sampai sekarang masih terasa sulit. Apalagi saat ini memang sedang low season," kata Konsultan Bisnis dan Hukum The Paragon Senggigi, Dr H Taryono, Selasa (29/1), dalam ramah tamah bersama sejumlah wartawan di Lesehan Green Asli, Sayang-Sayang, Kota Mataram.

Taryono memaparkan, gempa Juli-Agustus tahun lalu memang memukul operasional The Paragon Senggigi, seperti juga hotel dan industri lain di kawasan itu.

Paragon bahkan sempat tutup selama tiga bulan, baru kembali dibuka pada 16 Oktober 2018 lalu.

"Dari segi bisnis kami sangat merasakan (dampak gempa), kami sempat tutup tiga bulan. Kami devisit dari segi finansial, tapi dilain sisi kami punya karyawan, yang masing-masing punya keluarga. Sehingga 16 Oktober kami upayakan kembali buka," katanya.

Menurut dia, selain untuk membantu memenuhi kebutuhan karyawan, keberanian untuk kembali buka ini juga sebagai bentuk dukungan untuk meyakinkan wisatawan bahwa Senggigi sudah pulih, Lombok sudah bangkit kembali.

Semangat untuk mempromosikan kondisi Lombok yang sudah pulih pasca bencana, tambah Taryono, harus terus dilakukan dan melibatkan semua pihak termasuk masyarakat.

Memang perlu keuletan, kerja keras, dan ikhtiar yang cukup panjang. Namun hal itu harus segera dimulai dari sekarang.

"Promosikan bahwa Lombok, NTB ini sudah normal sudah pulih, itu yang paling utama untuk membantu recovery pariwisata kita. Ini yang harus digaungkan semua pihak," katanya.

Ia menambahkan, saat ini sejumlah pelaku wisata di luar Lombok, NTB masih belum maksimal mengaktifkan paket-paket wisata ke Lombok karena merasa belum yakin dengan kondisi Lombok.

"Sehingga harapan kami sebagai pengusaha di Senggigi dan umumnya di NTB, mari secara serentak kita promosi bersama bahwa Lombok sudah aman. NTB sudah normal kembali, dan tidak seperti bayangan di dunia luar," kata Taryono.

Ramah tamah manajemen The Paragon Senggigi dihadiri Owner The Paragon Senggigi, Ely Suryana, Ketua Gapeksindo NTB H Bambang Muntoyo, Pemimpin Umum Harian Post Kota NTB, Aminnuddin, sejumlah pengusaha dan pelaku wisata, serta awak media dari sejumlah media massa di Mataram.

Owner The Paragon Senggigi, Ely Suryana mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang terus melakukan proses recovery pariwisata di NTB.

"Kami harapkan juga dukungan insan media massa dan masyarakat luas untuk sama-sama optimistis bahwa Lombok sudah bangkit kembali. Optimisme seperti ini tentu akan berdampak positif dengan mempromosikannya ke luar," katanya.

Pemimpin Umum Harian Post Kota NTB, Aminnudin mengatakan, pertemuan ramah tamah sambil diskusi ringan semacam ini akan terus dilakukan dengan berbagai pihak dengan tema yang beragam.

"Pertemuan ini kita inisiasi dari grup WA sebenarnya. Tapi ternyata bisa jadi wadah diskusi yang konstruktif, ada sumbang saran, kritik dan masukan untuk sektor pariwisata. Ke depan kita upayakan dengan tema lainnya," katanya.

Amin menilai diskusi ringan bersama insan pers perlu dilakukan semua pihak, sebab apa yang disuarakan pers, media massa di NTB menjadi wajah pertama bagaimana NTB di mata dunia luar.

No comments:

Post a Comment