Terkini Lainnya

Wednesday, January 23, 2019

Rajin Blusukan, Owner Tara Tami Fashion Gaet Suara Perempuan dan Millennials Lombok

Dra Hj Puwaningsih Sutiarti atau populer disapa Nining, saat blusukan menyapa masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat.

MATARAM - Pemilu Legislatif 2019 benar-benar bakal penuh warna di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam kontestasi perebutan kursi DPR RI, sejumlah tokoh asal NTB yang lama berkiprah di kancah nasional, turun gunung.

Salah satunya ialah Dra Hj Puwaningsih Sutiarti yang lebih populer dikenal sebagai desainer kondang nasional, Nining Tara Tami.

Owner Tara Tami Fashion yang sudah memiliki banyak outlet di sejumlah Mall di Jakarta dan Kota besar lainnya, ini nekad terjun ke dunia politik demi satu tujuan, meningkatkan kapasitas perempuan dan memajukan sumber daya manusia (SDM) kaum perempuan di Nusa Tenggara Barat.

"Tekad saya memajukan perempuan NTB. Sebagai putri NTB, saya ingin berbuat sesuatu untuk daerah ini, dan jalur politik saya pikir bisa untuk mencapai harapan itu," kata Nining, sapaan akrab Dra Hj Puwaningsih Sutiarti, Rabu (23/1) di Mataram.

Caleg DPR RI dari Partai Golkar nomor urut 5 Dapil NTB II/Pulau Lombok ini mengatakan, melalui jalur politik ia bisa berbuat banyak, terutama dalam membantu membangun kebijakan dan regulasi pemerintah yang terkait dengan perempuan.

Sebagai desainer dan pengusaha fashion nasional, karir dan posisi Nining sudah bisa dibilang berada di puncak. Nama besarnya juga menempatkan Nining menjadi motivator perempuan yang kerab mengisi seminar dan menyemangati kaum perempuan Indonesia.

Namun, menurutnya, hal itu sama sekali tidak berarti jika belum bisa ikut andil mempengaruhi kebijakan politik.

"Jadi saya putuskan, harus berbuat sesuatu berikhtiar lewat jalur politik agar bisa menyuarakan aspirasi masyarakat. Khususnya kaum perempuan," katanya.

Maju dari Dapil NTB II/Pulau Lombok, bagi Nining ibarat pulang kampung halaman. Alumni SMAN I Kota Mataram ini mengaku tidak sulit melakukan pendekatan pada masyarakat, karena secara emosional ia pun punya keterikatan dengan daerah ini.

"Ite pade ite wah. Saya juga kan nggak kemana-mana, pulangnya ya pasti ke Lombok," ujar Nining yang sangat rutin melakukan blusukan menyapa masyarakat Lombok.

Dalam setiap blusukannya, alumni STIE Malang ini selalu menyebarkan virus positif untuk masyaraakat terutama kaum perempuan dan generasi muda millennial.

Satu hal optimis yang selalu ia tekankan adalah agar kaum perempuan NTB bisa lebih berani mengaktualisasikan diri. Selalu mau belajar dan mengembangkan diri, dan memanfaatkan perkembangan teknologi di era digital ini dalam setiap bidang yang mereka geluti.

"Banyak sekali peluang sukses yang bisa diraih kaum perempuan termasuk di NTB ini. Yang penting optimis, lakukan yang kita sukai dengan tekun. NTB ini luar biasa dan perempuannya juga harus luar biasa, harus kreatif dan harus berani memanfaatkan teknologi informasi dengan cerdas agar bisa bersaing," katanya.

Optimisme Nining bukan tanpa alasan. Setidaknya, ketekunannya di bidang fashion bisa menjadi contoh bagaimana upaya terus menerus, kemauan untuk belajar, dan kemauan membangun jejaring bisa mencapai sukses.

Brand Tara Tami yang diambil dari nama depan dua anak Nining, juga bermula dari usaha kecil yang mendorong pengembangan kain tenun khas Lombok. Kini, brand Tara Tami Fashion sudah menembus pasar internasional dan mengharumkan produk asli Indonesia dengan desain busana Kebaya.

Nining yang juga pernah menjadi dosen di STIA Mataram ini mengatakan, kain tenun hanya salah satu dari sekian banyak potensi NTB yang bisa dikembangkan. Hal ini bisa dimanfaatkan kaum perempuan dan generasi muda millennials untuk mulai menumbuhkan semangat dan berkreasi menggalib potensi-potensi yang ada.

"Yang terpenting optimisme dulu. Seperti juga kondisi saat ini, saya yakin masyarakat Lombok, NTB bisa cepat kembali bangkit (pasca bencana gempa) dengan semangat dan optimisme menatap masa depan yang lebih baik lagi," katanya.

Kepekaan Sosial dan Kepedulian pada NTB

Dra Hj Puwaningsih Sutiarti mungkin bisa saja memilih tetap nyaman dengan kesuksesan bisnis fashionnya di Jakarta. Namun, kepekaan sosial dan kepeduliannya pada NTB justru menumbuhkan panggilan hati untuk berbuat bagi daerah ini.

"Sebagai perempuan tentu saya sangat mengerti apa yang sebenarnya dibutuhkan kaum perempuan, remaja putri kita. Ini yang akan saya suarakan jika kelak mendapat amanah duduk di kursi DPR RI. Berbuat sesuatu untuk kemajuan perempuan NTB adalah impian dan cita-cita saya," katanya.

Ia mengaku miris, ketika kemajuan pembangunan di daerah ini belum banyak berdampak pada peningkatan kualitas SDM perempuan. Faktanya, masih banyak kaum perempuan yang harus pergi untuk menjadi TKI ke luar negeri, banyak perempuan yang masih harus hidup di lingkar kemiskinan. Padahal, potensi sumber daya alam (SDA) NTB sangat besar di berbagai sektor.

Misalnya saja kain Tenun. Produk yang dihasilkan dari tangan kaum perempuan NTB ini sudah terpromosikan ke dunia internasional, salah satunya pada event Indonesia Kain Party 2018 di Jepang. Tapi siapa sangka, para penenunnya belum bisa bernasib baik seperti hasil kreasi mereka.

"Saya ingin suatu ketika kaum perempuan penenun dari Lombok, bisa ke luar negeri dan membawa kebanggaannya sendiri. Selama ada optimisme dari kaum perempuan kita, dan didukung kebijakan pemerintah yang pro perempuan, saya pikir hal itu bukanlah mustahil. Itu alasan saya terjun ke politik," tukasnya.

Sosok Nining yang penuh semangat optimistis menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang dikunjunginya dalam blusukan di Lombok.

Dalam beberapa kegiatan, Nining nampak tanpa jarak dengan masyarakat yang dikunjunginya. Kisah sukses dan motivasi kerab ia bagikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna.

Sumiati, remaja 18 tahun di Lombok Tengah mengaku terkesan dengan Dra Hj Puwaningsih Sutiarti. Menurut Sumiati, ada banyak hal positif yang bisa ia serap saat berbincang dengan Nining dalam sebuah kunjungan blusukan.

"Bunda Nining bagi saya itu perempuan yang hebat. Beliau sukses tapi tetap ingin menularkan kesuksesannya pada orang lain, mau berbagi dan menyemangati kami, meski pun kami di desa," kata Sumiati.

No comments:

Post a Comment