HUNIAN TETAP. Seremoni peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap bagi korban gempa bumi di Kecamatan Bayan, Lombok Utara.(Foto:Humas Pemda Lombok Utara) |
LOMBOK UTARA - Percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi NTB terus dilakukan. Sekitar 1.224 unit rumah hunian tetap (Huntap) untuk korban gempa bumi, mulai dibangun di sejumlah Desa di Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Proses pembangunan huntap ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar, Sabtu (26/1) di Dusun Magling Desa Senaru dan di Dusun Tanjung Busur Desa Akar Akar, Kecamatan Bayan.
Hadir dalam seremoni peletakan batu pertama rumah instan konvensional (RIKO) tersebut, anggota DPRD KLU Kardi, Kepala BPBD KLU Iwan Maret, Camat Bayan Intiha, Kepala Desa Akar Akar Akarman, Pjs. Kades Senaru Lalu Wira Sakti, Fasilitator Pendamping Rekompak PUPR beserta warga penerima bantuan stimulan.
Dalam laporan yang dibacakan, Camat Bayan, Intiha SIP memaparkan, jumlah rumah mulai dibangun di Kecamatan Bayan tercatat sebanyak 1.224 unit.
Itu tersebar di empat Desa, yakni Desa Senaru, Desa Anyar, Desa Akar-Akar dan Desa Mumbul Sari.
"Dari jumlah tersebut, 339 unit di Desa Senaru dan 524 unit dibangun di Desa Akar Akar," katanya.
Intiha mengatakan, untuk percepatan proses pembangunan huntap di Desa lainnya, tim dari Kecamatan terus turun ke tiap desa bertemu langsung dengan fasilitator pendamping dari REKOMPAK dan Kelompok Masyarakat (Pokmas) penerima bantuan perbaikan rumah dan terus memotivasi masyarakat untuk segera membentuk Pokmas.
BACA JUGA : Menggesa Huntap 100 RIKA Dibangun di Lombok Utara
Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar menyatakan apresiasi dan bahagia karena progres pembangunan huntap dari minggu ke minggu terus bertambah.
"Dulu kita meletakkan batu pertama rumah warga hanya 20 sampai 30 rumah, tapi sekarang sudah mencapai ratusan unit. Alhamdulillah, percepatan pembangunannya terus berlangsung," kata Bupati Najmul.
Najmul mengajak para Camat, Kades, Kadus, dan Fasilitator pendamping untuk bisa terus bekerja sama membantu masyarakat hingga mempunyai tempat tinggal.
"Untuk warga masyarakat yang di pinggir jalan, tolong jangan membangun terlalu pinggir, karena jangka panjang pasti ada pelebaran jalan. Begitu juga sarana yang ada di kampung, tolong dibuatkan gang supaya minimal ambulans bisa masuk," imbau Bupati Najmul.
Data BPBD NTB menyebutkan, gempa bumi Lombok Juli-Agustus menyebabkan lebih dari 44 ribu rumah rusak berat di Kabupaten Lombok Utara.
Untuk tiap rumah rusak berat, pemerintah pusat memberi dana bantuan stimuilan rekonstruksi senilai Rp50 Juta.
Data yang sama menyebutkan, hingga Sabtu 26/1), korban gempa yang sudah menyatakan minat membangun rumah tahan gempa (RTG) tercatat sebanyak 736 Kepala Keluarga (KK) memilih Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), 6.814 KK memilih Rumah Instan Kayu (RIKA), 2.383 KK memilih Rumah Instan Konvensional (RIKO), dan 384 KK memilih model lainnya seperti Rumah Instan Baja (RISBA).
No comments:
Post a Comment