Sekretaris DPW Hidayatullah NTB, Ustadz M Syamsul Bahri, M.Si. (MP/Istimewa) |
MATARAM - DPW Hidayatullah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mengadakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) pada 11 - 13 Januari 2019, di Pesantren Berkah Ibu, Desa Labulia Lombok Tengah.
Sekretaris DPW Hidayatullah NTB, Ustadz M Syamsul Bahri, M.Si. mengatakan, Rakerwil tersebut akan merencanakan dan membahas program kerja selama tahun 2019.
Rakerwil juga akan mensosialisasikan hasil Rapat Kerja Nasional Hidayatullah di Balikpapan Kalimantan Timur pada November 2018 lalu.
"Rakerwil Hidayatullah NTB ini rencanaya akan dibuka oleh Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah, dan dihadiri 10 DPD (Dewan Pengurus Daerah) se Nusa Tenggara Barat serta badan otonom lembaga yaitu Pos Dai, SAR Hidayatullah, Pandu Hidayatullah, Muslimat Hidayatullah, serta Koperasi Assakinah," katanya.
Hidayatullah, organisasi massa Islam yang sebelumnya merupakan organisasi sosial resmi menjadi ormas sejak tahun 2000.
Saat ini telah ada kepengurusan wilayah di 34 Provinsi se Indonesia. Salah satunya DPW Hidayatullah Nusa Tenggara Barat.
Pesantren Hidayatullah pertama di Nusa Tenggara Barat berdiri di Dasan Sari Ampenan Kota Mataram di tahun 1994 di rintis oleh Ustadz Abdullah Ihsan.
Kini, jumlah Pesantren Hidayatullah di Nusa Tenggara Barat sebanyak 10 Pesantren yang tersebar di seluruh Kabupaten se Nusa Tenggara Barat.
"Perkembangan Hidayatullah di NTB berjalan sesuai harapan serta tetap diperlukan peningkatan kualitas kerja bagi setiap pengurus. Rakerwil ini diharapkan makin memantapkan," katanya.
Ketua Panitia Rakerwil Hidayatullah NTB 2019 Zulkipli, SE, MM.(MP/Istimewa) |
Ketua Panitia Rakerwil Hidayatullah NTB 2019 Zulkipli, SE, MM menjelaskan, Rakerwil kali ini merupakan ke 4 kalinya untuk periode kepengurusan 2015 - 2020.
"Rakerwil mengambil tema Meneguhkan Dakwah menuju NKRI yang Bermartabat. Tujuannya untuk menyampaikan kepada masyarakat NTB bahwa Hidayatullah telah lama berkontribusi membangun bangsa melalui dakwah yang teduh dan tetap menjunjung semangat kesatuan Republik Indonesia," katanya alumni Ponpes Hidayatullah ini.
Zul menjelaskan, Dai Hidayatullah dikenal sebagai Dai Pedalaman, Dai di tempat terpencil, yang tetap merawat tauhid dan semangat kebangsaan.
"Jadi memang sesuai tema yang kami angkat, bagaimana dakwah semakin memperkuat rasa kebangsaan, persatuan NKRI yang bermartabat," katanya. MP04
No comments:
Post a Comment