Terkini Lainnya

Thursday, July 4, 2019

Tingkatkan Mitigasi, UNU NTB Gandeng Brigham Young University Gelar Seminar Manajemen Kebencanaan

SEMINAR MANAJEMEN BENCANA. Rektor UNU NTB, Hj Baiq Mulianah bersama Prof Ronald Albert Harris PhD (duduk kemeja putih) dan tim riset Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat, usai Seminar Manajemen Kebencanaan di UNU NTB. (Istimewa)


MATARAM - Universitas Nahdlathul Ulama UNU Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) bekerjasama dengan LDS Charities, Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat, dan NGO Habitat Alam Khatulistiwa, menggelar Seminar Manajemen Kebencanaan, Kamis (4/7) di aula UNU NTB di Mataram.

Seminar bertema peningkatan dan penguatan kesiapan mitigasi masyarakat dan pemerintah menghadapi potensi bencana, ini menghadirkan narasumber utama, Profesor Ronald Albert Harris PhD, dari Departemen Ilmu Geologi, Brigham Young University.

Ronald yang populer dengan panggilan RON Harris, ini juga merupakan ahli struktur geologi dan kegempaan serta tsunami, sekaligus pendiri In Harm's Way, sebuah organisasi kebencanaan nirlaba di Amerika Serikat.

BACA JUGA : Lombok Selatan Masih Dibayang-Bayangi Gempa 9 M, Mitigasi Perlu Ditingkatkan 

Seminar diikuti sekitar seratus peserta, mahasiswa UNU NTB serta perwakilan stakeholders terkait di Mataram termasuk perwakilan BPBD dan juga BMKG.

Rektor UNU NTB, Hj Baiq Mulianah menjelaskan, seminar manajemen kebencanaan tersebut digelar untuk meningkatkan kesadaran mitigasi masyarakat, terutama di daerah NTB yang memang terletak di lokasi yang rawan bencana.

"Kita harap dari sini adalah peningkatan kesadaran kita terhadap bencana. Artinya bagaimana kita melakukan mitigasi, karena bencana itu kan nggak bisa dihindari misalnya gempa bumi, tsunami  gunung meletus karena memang daerah kita rawan bencana," katanya.

Baiq menekankan, meski kebencanaan tak bisa dihindari namun kepahaman mitigasi akan sangat membantu dalam hal mengurangi atau meminimalisir dampak bencana yang berkaitan dengan korban luka atau jiwa.

Ia memaparkan, potensi kebencanaan NTB yang terletak di garis cincin api atau ring of fire sudah terbukti terjadi dalam rangkaian gempa bumi 2018.

BACA JUGA : Mandalika,Sirkuit MotoGP di Kawasan Rawan Gempa dan Tsunami

Secara keilmuan, gempa bumi besar selalu saja memiliki siklus yang memungkinkan akan terjadi lagi di waktu mendatang.

Hal yang harus terus dilakukan adalah bagaimana menyiapkan masyarakat dan juga pemerintah yang tanggap dan punya manajemen kebencanaan yang baik.

"Manajemen bencana ini penting sekali untuk menekan dampak. Misalnya proses evakuasi korban di daerah bencana harus seperti apa, kemudian penyiapan jalur-jalur evakuasi di daerah yang rawan bencana, semua harus mulai dipikirkan SOP-nya," katanya.

Ia menambahkan, seminar dan hasil riset nantinya akan diajukan menjadi masukan dan rekomendasi bagi pemerintah NTB.

Menurut Baiq, sebelum seminar dilakukan, sebuah riset juga dilakukan oleh tim dari Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat, dengan lokasi sampel di Lombok Utara dan Lombok Selatan, sejak 25 Juni lalu. (*)

No comments:

Post a Comment