Terkini Lainnya

Thursday, April 4, 2019

Wagub NTB : Kita Memang Tidak Boleh Hanya Berharap Pada Pertambangan

DIVERSIFIKASI EKONOMI. Wagub NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Walikota Mataram H Ahyar Abduh dan Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, usai pembukaan Musrenbang Provinsi NTB, di Hotel Lombok Raya, Mataram. (Istimewa)



MATARAM - Wakil Gubernur NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, saran diversifikasi ekonomi yang disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, sangat sejalan dengan yang diinginkan Pemerintah Provinsi NTB.

"Sangat sejalan dengan yang diinginkan NTB. Kita memang nggak boleh (hanya) berharap pada (sektor) pertambangan. Sehingga tiga hal yang kita andalkan dalam pertumbuhan ekonomi adalah pertanian, pariwisata, dan industrialisasi," kata Ummi Rohmi, sapaan Wagub NTB, Kamis (4/4) menjawab MandalikaPost.com.

Ummi Rohmi memaparkan, potensi pertanian secara luas di NTB cukup besar, baik pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan juga peternakan. NTB menjadi daerah penghasil beras, jagung, dan juga menjadi salah satu sentra ternak Sapi secara nasional.

Hanya saja, selama ini potensi itu belum didorong maksimal dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi, karena dijual keluar masih dalam bentuk komoditi mentah.

"Sehingga ke depan, kita ingin hasil pertanian dan peternakan kita tidak lagi keluar atau dijual mentah saja. Tapi di NTB ada pengeringan, ada industri pakan ternak, saos, dan proses-proses industri yang membuat nilai tambahnya dirasakan oleh daerah kita," katanya.

Ia mencontohkan, komoditi cabai dan tomat dapat diolah menjadi propduk jadi saos dan sambal kering. Kemudian komoditi bawang merah dapat diolah menjadi bawang goreng  kemasan.

"Jagung kita bisa diolah menjadi pakan ternak. Ini akan memberi nilai tambah, sekaligus menciptakan cukup banyak lapangan kerja," katanya.

BACA JUGA : Percepat Pertumbuhan Ekonomi, NTB Diminta Lakukan Diversifikasi

Produk pertanian dan peternakan NTB juga memiliki kualitas baik yang layak ekspor. Namun selama ini, ekspor komoditi masih dilakukan melalui Jawa dan Bali.

Menurut Ummi Rohmi, ke depan harus didorong persiapan pra-ekspor di NTB dengan melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis  komoditi yang dibutuhkan untuk ekspor. Hal ini juga akan membantu upaya intensifikasi pertanian di NTB berjalan dengan baik.

"Bagaimana agar hasil-hasil pertanian kita bisa diekspor dari Lombok, jangan hasil NTB tapi diekspor dari Bali, Jawa dan lainnya. Harus ada persiapan pra-ekspor di NTB. Harus ada identifikasi jenis-jenis (komoditi) yang dibutuhkan untuk ekspor sehingga potensi intensifikasi pertanian kita tergarap dengan baik," katanya.

Selain sektor pertanian secara luas dan upaya industrialisasi, sektor pariwisata juga menjadi andalan bagi perekonomian NTB. Untuk sektor ini Pemerintah Provinsi NTB terus melakukan sejumlah upaya pengembangan, baik dari sisi pembenahan destinasi dan pembentukan destinasi-destinasi baru, juga melalui peningkatan sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan.

"Pariwisata juga memang menjadi andalan kita. PR kita saat ini adalah tata kelola dan kebersihan. Desa-desa wisata juga kita dorong untuk terus tumbuh dan menggali potensi dirinya yang original dan layak jual. SDM pariwisata juga menjadi fokus kita bagaimana bisa menyiapkan (SDM) yang cukup dan qualified di masa mendatang," katanya.

Ummi Rohmi menegaskan, penyiapan SDM harus dilakukan, apalagi dengan adanya rencana penyelenggaraan event International MotoGP 2021 mendatang. Penyiapan SDM juga diperlukan untuk rencana pembangunan smelter AMNT.

"Ini semua harus dipersiapkan, sehingga NTB tidak hanya jadi penonton tapi bisa memanfaatkan kedua hal tersebut dengan sebaik-baiknya," katanya.

Sebelumnya saat Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, NTB perlu melakukan diiversifikasi ekonomi untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi, terutama pasca bencana gempa bumi 2018.

"Setidaknya, ada tiga hal penting terkait diversifikasi ekonomi yang patut menjadi perhatian Pemprov NTB," kata Bambang, saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (Musrenbangprov NTB), Kamis (4/4) di Hotel Lombok Raya, Mataram.

Tiga hal tersebut, papar Bambang, pertama ketergantungan NTB terhadap tambang yang harus mulai diminimalisasi. Pasalnya, harga komoditas tambang tidak akan pernah stabil dan sangat fluktuatif, serta tidak terbarukan sehingga suatu saat akan habis.

"Kemampuan hilirisasi tambang juga harus ditingkatkan, tidak hanya berhenti di smelter, tetapi juga menciptakan fasilitas turunan," tambahnya.

Kedua, sektor pariwisata sebagai quick win yang dapat menghasilkan devisa besar juga harus dipercepat akselerasinya.

Destinasi favorit turis asing seperti Lombok dan Gili Trawangan, juga Pantai Senggigi, nantinya akan dilengkapi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dengan Sirkuit Moto GP yang ditargetkan beroperasi pada 2021, hingga Pulau Moyo di Sumbawa.

Sementara ketiga, sektor peternakan juga dapat menjadi alternatif diversifikasi ekonomi Provinsi NTB, mengingat kebutuhan masyarakat akan daging sapi sangat besar.

No comments:

Post a Comment