Terkini Lainnya

Thursday, March 28, 2019

Rapat Koordinasi HPI NTB Bahas Lima Isu Strategis Pariwisata

Dr Ainudin SH MHum. (Foto: Abdul Azis)


LOMBOK TENGAH - Rapat koordinasi antar pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) NTB di GEM Group, Meninting, Lombok Barat, Kamis (28/3) diikuti oleh seluruh pengurus DPD dan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se Pulau Lombok.

Rapat membahas lima isu strategis yakni keorganisasian, motivasi pengembangan kreatifitas, study kasus partisipatif, pemetaan masalah, dan tantangan dalam perubahan.

"HPI merupakan wadah atau rumah kita bersama, dan merupakan konsensus atau kesepakatan kita bersama untuk memajukan organisasi profesi pariwisata yakni profesi pramuwisata," kata Ketua DPD HPI NTB, Dr Ainudin SH MHum.

Jajaran HPI NTB menggelar rakor membahas pengembangan pariwisata NTB. (Foto: Abdul Azis)

Ainudin menekankan, bertumbuhnya cukup banyak Assosiasi Pariwisata di NTB saat ini dimana sebagian anggotanya adalah anggota HPI merupakan keuntungan bagi HPI.

"Selama mereka tidak memisahkan diri dari HPI itu semakin bagus dan merupakan keuntungan bagi organisasi, kinerja organisasi tidak terlepas dari kinerja individu," tukasnya.

Ainudin mengapresiasi organisasi maupun assosiasi pariwisata yang terus berkreasi untuk mewujudkan kepercayaan wisatawan untuk datang kembali di pulau Lombok, di mana embrio lahir dari HPI.

Koordinasi antar organisasi dan assosiasi pariwisata tetap harus dilakukan demi pariwisata NTB ke depan.

"Terlepas dari embrio yang lahir dari HPI, jangan diberhentikan. Karena ini mendukung organisasi, kinejra kita bersama, maka embrio ini harus disatukan," katanya.

Dalam kondisi pariwisata NTB yang penuh tantangan saat ini, Ainudin berharap kepada anggota HPI NTB untuk berkreasi dan memiliki motivasi dalam menyikapi keadaan.

"Jangan terbawa dengan keadaan, jangan diam. Tapi harus terus kreasi," katanya.

Ia menekankan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan harus terus dilakukan, untuk menyambut perkembangan sektor pariwisata NTB.

Apalagi dua tahun mendatang, di tahun 2021 NTB menjadi venue MotoGP.

Ainudin menambahkan, pemerintah daerah juga perlu melakukan assesment dan evaluasi terhadap obyek wisata, agar wisatawan benar-benar merasa aman dan nyaman.

"Assement dan evaluasi terhadap obyek wisata yang ada, agar wisatawan merasa aman dan nyaman, untuk meminimalisasi bencana, seperti yang terjadi di Tiu Kelep yang lalu," katanya. MP03/Abdul Azis

No comments:

Post a Comment