Terkini Lainnya

Monday, March 18, 2019

Gempa Bumi Lombok Dipicu Aktivitas Sesar Lokal Sekitar Gunung Rinjani

Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto. (Foto: Ariyati Astini)


MATARAM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB menyatakan, gempa bumi yang melanda Lombok Minggu sore (17/3) merupakan gempa bumi tektonik dengan sumber pemicu yang berbeda dengan rangakaian gempa bumi Juli-Agustus 2018 lalu.

"Gempa bumi (kali ini) diakibatkan adanya aktivitas sesar lokal yang ada di sekitar  kawasan Gunung Rinjani. Tentu ini merupakan analis awal kami, bahwa ada perbedaan dari gempa-gempa yang terjadi pada bulan Juli-Agustus 2018 yang kita ketahui bersama itu diakibatkan aktivitas sesar naik busur belakang Flores," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG NTB, Agus Riyanto, Senin (18/3) di Mataram.

Menurutnya, sumber gempa bumi Juli-Agustus 2018 berada di bagian utara pulau Lombok, di mana ada busur naik belakang Flores  yang memanjang mulai dari ujung pulau Flores-NTT sampai di ujung Banyuwangi, Jawa Timur.

Sedangkan pusat gempa Minggu sore (17/3) yang tercatat dua kali kejadian pada pukul 03.07 Wita dan 03.09 Wita berada di sekitar 20 Km dari Kota Selong, Lombok Timur.

"Gempa ini berbeda sumber antara Juli-Agustus 2018, dengan yang terjadi dan menyebabkan (dampak cukup terasa) di Lombok Timur kemarin. Sehingga saat ini kami menyatakan bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa baru dengan sumber gempa yng berasal dari aktivitas sesar lokal yang ada di sekitar Gunung Rinjani,"katanya.

Agus menambahkan, hingga Senin (18/3) masih terjadi sejumlah gempa susulan namun dengan frekwensi yang terus menurun. Ia berharap dalam beberapa hari ini ke depan semua gempa susulan dapat terlepas dan akhirnya akan mencapai  keseimbangan dan akan kembali normal.

Ia mengimbau masyarakat Lombok agar tetap tenang, waspada, dan tidak mudah percaya dengan isu dan informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"BMKG selalu mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada, tetap  menerima mencari informasi melalui website BMKG, medsos (Twitter, Facebook, Instagram) yang menjadi catatan resmi dari BMKG. Sehingga masyarakat mendapat informasi yang benar dan jangan percaya informasi atau isu hoax yang biasa mengikuti atau datang ketika adanya gempa bumi," katanya. MP05/Ari

No comments:

Post a Comment