Terkini Lainnya

Sunday, March 31, 2019

Pelatihan Interpretasi Flora dan Fauna di Lombok Tengah Membuka Gagasan Paket Wisata Alternatif Gunung Rinjani

Pemandu wisata peserta pelatihan berfoto bersama Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah HL Putria dan Kepala Balai TNGR Sudiyono. (Foto: Abdul Azis)


LOMBOK TENGAH - Pelatihan Interpretasi Flora dan Fauna bagi para pemandu wisata, yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabupaten Lombok Tengah merupakan pelatihan yang pertama kali dilakukan di NTB.

Pelatihan ini diharapkan mampu menciptakan gagasan paket wisata alternatif baru di pintu masuk pendakian Gunung Rinjani, khususnya yang di Desa Aik Berik, Lombok Tengah.

"Awalnya wisatawan bertujuan untuk muncak dan menuju Danau Segara Anak, dengan adanya potensi flora dan fauna yang dimiliki jalur Aik Berik kita berpikir kemudian pasti akan ada perubahan paket," kata Kepala Seksi Kerjasama Bidang SDM Disparbud Kabupaten Lombok Tengah, Saparudin SH.

BACA JUGA : Disparbud Lombok Tengah Gelar Pelatihan Interpretasi Flora Fauna untuk Pemandu Wisata

Menurutnya, dengan adanya wisata alternatif dalam bentuk interprestasi ini, memungkinkan banyak perubahan paket.

Misalnya, dengan menjual keberadaan potensi flora dan fauna yang ada di Rinjani.

"Kita punya 757 jenis flora di Taman Nasional Gunung Rinjani di antaranya 138 jenis rumput dan 54 jenis anggrek. Ini potensi juga," katanya.

Saparudin mengatakan, untuk mengembangkan hal tersebut, tentu harus ada upaya pemetaan atau mapping potensi flora dan fauna yang sudah di data oleh Balai TNGR.

"Artinya pemandu wisata harus tahu posisinya di mana, dan yang kedua memperkenalkan potensi apa yang ada di sepanjang perjalanan, misalnya berkaitan dengan flora yang ada, dijelaskan menggunakan nama latin bahkan ada usulan agar dilakukan assesment dengan membuat Sign Board di masing masing flora yang terdapat di jakur pendakian tersebut," kata Saparudin.

Pihaknya berharap agar Kementerian Pariwisata secara rutin melakukan pelatihan serupa agar bisa memberikan wawasan yang luas kepada pemandu wisata.

"Anggap saja pelatihan ini adalah bagian dari sosialisasi dan ke depan agar bisa melibatkan masyarakat setempat," tukas Saparudin. MP03/Abdul Azis

No comments:

Post a Comment