Terkini Lainnya

Sunday, September 1, 2019

Sidang Dewan UGG di Trawangan Bahas Toba dan Belitung yang Diusulkan Masuk Jaringan Global Geopark

APGN 2019. Sidang Dewan UGG di Hotel Villa Ombak Gili Trawangan, membahas sejumlah geopark yang diusulkan masuk dalam jaringan UGGN. (Foto: Dinas Kominfotik NTB)

LOMBOK UTARA - Geopark Toba di Sumatera Utara dan Geopark Belitung di Bangka Belitung, menjadi dua objek dari sejumlah geopark di Asia yang turut dibahas dalam pertemuan sidang Dewan UNESCO Global Geopark (UGG), Minggu (1/9) di GiliTrawangan , Lombok Utara.

Pertemuan dewan UGG atau UGG Council Meeting merupakan pertemuan dua tahunan yang membahas dan mendorong Geopark di kawasan Asia Pasific untuk diusulkan masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark Network (UGGN).

UGG Council meeting kali ini dirangkaikan dengan International Symposium Asia Pasific Geopark Network (APGN) 2019 Lombok, yang akan dilaksanakan pada 3 September di Hotel Lombok Raya, Mataram.

"Iya benar. Toba dan Belitung turut dibahas dalam UGG Council meeting di Gili Trawangan. Namun keputusannya akan diumumkan resmi pada April 2020 mendatang," kata Kepala Bidang Jejaring Inovasi Maritim Kemenko Maritim, Dr Anton Setyo Nugroho, saat dihubungi Minggu (1/9) dari Mataram.

Dr Anton yang juga mengawal pertemuan dewan UGG di Gili Trawangan menjelaskan, pertemuan di Gili Trawangan untuk mendorong geopark di Asia Pasific untuk masuk dalam jaringan UGGN.

Tahun ini Indonesia mengusulkan Toba dan Belitung. Keduanya ikut dibahas bersama geopark dari sejumlah negara lain.

"Tapi hasil rapat belum bisa dipublikasikan. Karena pengumuman resmi akan disampaikan dewan UGG pada April 2020," katanya.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki empat Geopark yang masuk dalam UGGN yakni Geopark Gunung Sewu, Geopark Gunung Batur, Geopark Rinjani, dan Geopark Cilegon Pelabuhan Ratu.

Selain itu Indonesia juga memiliki 15 Geopark Nasional, termasuk Belitung dan Toba yang kini diusulkan masuk dalam UGGN.

Anton menjelaskan, APGN merupakan pertemuan jejaring Geopark dunia kawasan Asia Pasifik, yang dilakukan dua tahun sekali.

Tahun ini, Lombok terpilih sebagai lokasi kegiatan setelah Geopark Rinjani resmi masuk sebagai jejaring UGGN pada 2018 lalu.

Ia mengatakan, secara umum pertemuan sidang dewan UGG di Gili Trawangan berjalan baik dan lancar.

Para peserta juga merasakan kenyamanan di venue kegiatan di Gili Trawangan yang merupakan pulau eksotis, destinasi wisata  unggulan di NTB.

Belajar Kejujuran dari Sidang Dewan UGG di Trawangan

Plt Kepala Dinas Kominfotik NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan, berdasarkan pantauan kegiatan sidang, ada begitu banyak pelajaran berharga yang diperoleh dari proses sidang UGG Council Tahun 2019 yang dilaksanakan di Hotel Vila Ombak, Gili Trawangan, Lombok Utara.

"Sidang yang dipimpin Mr Guy Martini, saat membahas usulan Unesco Global Geopark dari berbagai negara, berlangsung sangat fair diwarnai pengakuan jujur dari para peserta," kata Aryadi, melalui keterangan tertulis, Minggu (1/9) di Mataram.

DEMI OBJEKTIVITAS. Seorang peserta sidang memilih keluar saat membahas geopark di mana ia memiliki konflik kepentingan, Hal ini dilakukan demi menjaga objektivitas penilaian. (Foto: Dinas Kominfotik NTB) 

Pengakuan jujur para peserta ini terkait objektivitas penilaian terhadap masing-masing Geopark yang diusulkan.

Anggota sidang yang merasa memiliki konflik kepentingan dalam sebuah geopark yang diusulkan, akan mengangkat tangan dan memilih keluar dari sidang, agar tak erjebak dalam penilaian subjektif.

"Jadi saat pimpinan sidang menyebut geopark yang akan dibahas, maka anggota yang punya konflik kepentingan langsung angkat tangan dan memilih keluar dari sidang. Di sini jelas terlihat pembahasan sangat fair dan objektif," katanya.

Misalnya pada saat pembahasan dokumen usulan Geopark Yangan Tau dari Rusia, salah seorang anggota UGG Council dari Spanyol bernama Ms Helga Irinan Chulepin Molina langsung mengangkat tangannya segera setelah pimpinan sidang menyebutkan nama usulan geopark yang akan dibahas.

Yang menarik, saat membahas Toba Geopark, pimpinan sidang Mr Guy Martini langsung memilih keluar dari ruang sidang dan digantikan oleh anggota UGG yang lain.

“I have a conflict of Interest,“ kata Guy Martini. Hal ini juga yang diucapkan anggota sidang lainnya setiap mereka meninggalkan ruangan untuk pembahasan Geopark tertentu.

Menurut Aryadi, hal ini menunjukan betapa sebuah pelajaran berharga dan penting buat semua untuk meningkatkan integritas dan kejujuran.

"Bagaimana mungkin seseorang secara jujur mengakui tentang “isi hatinya”, tentang subyektifitasnya, yang seharusnya hanya Tuhan dan orang itu yang tahu bahwa dia “tidak bisa obyektif” menilai sebuah dokumen usulan," katanya.

Hasil diskusi dengan beberapa anggota sidang yang memilih keluar karena takut terjebak konflik kepentingan.

Mereka mengungkapkan alasan bahwa mereka khawatir tidak bisa obyektif karena mereka pernah datang ke tempat atau lokasi geopark yang akan dinilai. Mereka pernah dilayani dengan baik, pernah berinteraksi intensif dengan pihak pengusul dan atau pernah menjadi evaluator atas dokumen yang diusulkan.

Selain itu, dalam sidang tersebut setiap orang dengan terbuka menyatakan bahwa mereka setuju atau tidak setuju dengan pendapat orang lain.

Tidak ada rasa sungkan walaupun kemudian yang dibantah pendapatnya adalah pimpinan sidang, dan pimpinannya pun tidak merasa keberatan dibantah dan didebat secara terbuka di depan forum.

Sebaliknya beberapa kali juga peserta langsung mengakui bahwa mereka salah dan lemah argumentasinya.

Dan pengakuan itu disampaikan secara terbuka di depan forum, di depan semua orang tanpa harus merasa takut kehilangan kehormatan.

"Hal ini tentu menjadi contoh yang baik bagi para observer, terutama yang berasal dari Indonesia dimana rasa sungkan dan malu menyampaikan pendapat masih menjadi kebiasaan yang berlaku secara umum," kata Aryadi. (*)

No comments:

Post a Comment