Terkini Lainnya

Sunday, September 22, 2019

DPRD NTB Prihatin Bangunan SMA di Bima Rusak, Pemprov Justru Kirim Mahasiswa ke Luar Negeri

RUSAK PARAH. Kondisi lokal kelas di SMAN 2 Donggo, Bima, rusak parah akibat puring beliung 2017. Hinga kini belum diperhatikan Pemprov NTB. (Istimewa)

MATARAM - Program beasiswa luar negeri yang digagas Pemprov NTB dinilai positif dalam jangka panjang. Namun untuk kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, Pemprov diminta lebih fokus melakukan program yang menjadi kewajiban utamanya.

"Program beasiswa luar negeri ini kan sebenarnya tugas tambahan saja untuk Pemprov NTB, tugas utamanya urus pendidikan SMA dan SMK sederajat yang memang jadi kewajibannya," kata Abdul Rauf, anggota DPRD NTB dari Demokrat.

Rauf mengungkapkan, saat ini kondisi bangunan SMAN 2 Donggo di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima benar-benar memprihatinkan.

Dua lokal bangunan sekolah ini rusak sejak diterpa angin puting beliung pertengahan 2017 silam.

"Sampai sekarang belum diperbaiki. Sehingga para siswa harus berbagi di lokal belajar lainnya yang masih layak," katanya.

Rauf mengaku prihatin dengan kondisi ini, sementara di saat yang sama Pemprov justru nampak lebih sibuk menggaungkan program pengiriman mahasiswa ke luar negeri.

Abdul Rauf memaparkan, Pendidikan Menengah sudah diatur dalam Undang-undang nomor 23 tahun 2014 yang mengatur kebijakan pemerintah daerah.

Pada Pasal 12 ayat 1 urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11ayat 2 meliputi, pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan, masyarakat, sosial.

“Pendidikan merupakan hak semua warga, namun tidak semua warga memperoleh fasilitas pendidikan yang memadai. Tapi ini yang memprohatinkan, yang terjadi pada SMAN 2 Donggo, sudah 3 tahun tidak pernah mendapat perhatian pemerintah,” tukas Abdul Rauf.

Ia mempertanyakan lambannya perhatian bahkan bantuan pemerintah provinsi untuk sekolah tersebut. Padahal, kesetaraan dalam pendidikan adalah hak anak-anak bangsa.

“Jangan banggakan kirim mahasiswa ke luar negeri, sementara kondisi bangunan sekolah masih ada yang sangat memprihatikan,” tegasnya. (*)

No comments:

Post a Comment