Ketua Umum HIPMI NTB, Sawaludin. (Istimewa) |
MATARAM - Ketua Umum HIPMI NTB, Sawaludin mengatakan, pembangunan pabrik rokok bisa menjadi solusi ideal untuk masalah pertembakauan di Lombok.
Apalagi masalah tidak maksimalnya penyerapan hasil panen tembakau Virginia petani tembakau Lombok tahun ini menjadi masalah yang terus menerus terjadi.
"Kondisi saat ini saja, di saat petani tembakau di Lombok meraih produksi yang melimpah, ternyata serapan pasar sangat kurang," katanya, Jumat (6/9) di Mataram.
Pria yang akrab disapa Awenk, ini menduga hal ini disebabkan adanya praktik permainan oknum perusahaan gudang tembakau yang ada.
"Saya berani katakan itu karena saya juga petani tembakau. Lahan saya 12 hektare dan ada 4 oven tembakau. Saya bisa merasakan benar bagaimana kesulitan petani kita," ungkapnya.
Menurut Awenk, untuk mengatasi masalah ini pemerintah daerah dalam hal ini Pemprov NTB harus berani menarik investor masuk untuk membangun pabrik rokok di Lombok ini.
Industrialisasi yang digaungkan dalam program Pemprov NTB, jangan sekadar industri kecil berbasis UMKM, tapi harus lebih besar.
"Untuk tembakau, kita jelas sudah ada potensi. Sekarang bagaimana Pemprov bisa mengajak para investor untuk membangun pabrik rokok di Lombok. Supaya mata rantai pemasaran dan distribusi ini tidak terlalu panjang," katanya.
Dengan keberadaan pabrik rokok, papar Awenk, multiplier efect berupa lapangan kerja dan dampak ekonomi lainnya juga akan dirasakan di daerah.
Menurutnya, sebagian besar petani di Lombok masih mengandalkan komoditi tembakau, sekali musim dalam setahun.
Tembakau virginia Lombok dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia selain tembakau virginia Brazil.
Prouduksi tembakau virginia Lombok juga menjadi penyumbang terbesar untuk kebutuhan industri rokok nasional, mencapai 80 persen dari kebutuhan.
"Jadi kita tantang berani tidak pemerintah membangun pabrik rokok di Lombok?," tegasnya. (*)
No comments:
Post a Comment