Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan Wagub NTB, Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah. (Istimewa) |
MATARAM - Tidak mungkin akan ada kemajuan tanpa peningkatan nilai tambah pada produk-produk yang kita miliki. Dan peningkatan nilai tambah itu, tidak akan terjadi tanpa industrialisasi. Dan industrialisasi tak akan ada tanpa teknologi.
Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah dan Dr Hj Siti Rohmi Djalilah (Duo Doktor) saat membuka Kuliah Umum dan Diskusi Penyusunan Roadmap Industrialisasi NTB, di Aula Bappeda Provinsi NTB, Selasa 16 April 2019, menguraikan hal tersebut di hadapan Sekda bersama seluruh Kepala Perangkat Daerah, Kepala BI, BPS, Akademisi dan para pemangku amanah pembangunan NTB lainnya.
Menurut Bang Zul (sapaan akrab Gubernur ekonom tsb), tanpa industrialiasasi, mimpi kita tentang kemajuan NTB, akan sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Karenanya, untuk maju, NTB butuh industialisasi, tegasnya.
Industrialisasi, menurut Zul adalah proses besar untuk terus meningkatkan produksi dan menambah nilai tambah pada produk- produk tersebut.
Jadi langkah pertama yang harus dilakukan dalam meningkatkan ekonomi adalah memberi nilai tambah pada setiap produk yang akan dipasarkan.
"Ajourney of thousand miles, should be started by a single step ..!!, Jalan panjang, selalu harus di mulai dengan langkah pertama," tukas Gubernur Zul.
Dijelaskannya, tidak ada Kabupaten, Kota, dan Provinsi yang akan mampu mencicipi kesejahteraan, kemakmuran, tanpa Industrialisasi.
"Industrialisasi tidak identik dengan pabrik-pabrik besar, tidak identik dengan perusahaan sebesar Newmont. Tapi industrialisasi adalah seperti produk pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan serta aneka produk kain tenun, kita olah disini menjadi barang jadi, tidak dikirim dan dipasarkan dalam bentuk bahan baku/mentah," paparnya.
Demikian juga, NTB memiliki madu hutan, harus diolah terlebih dahulu menjadi berbagai macam produk. Ada obat dari madu, ada madu Sachet, dan lain sebagainya.
"Dua atau tiga tahun ke depan, kita tidak boleh lagi membanggakan rumput laut yang tidak diolah, tidak boleh lagi menjual sapi atau kerbau hidup ke luar daerah, semuanya harus diolah di sini," terangnya.
"Dua tahun ke depan, kita tidak lagi jual jagung atau gabah ke luar daerah tapi akan punya pabrik penggilingan padi di sini, jagung, begitu juga rumput laut. InsyaAllah, tahun depan Bulog akan menghadirkan pabrik penggilingan beras terbesar di NTB," tambah Gubernur Zul.
Visi NTB Gemilang Terkait Industrialisasi
Visi NTB Gemilang merupakan keyakinan dan komitmen pemerintah daerah untuk terus mengikhtiarkan percepatan dan lompatan pembangunan NTB yang tertata rapi, sebagai hunian yang menyenangkan, masyarakat yang berdaya saing, tangguh dan berbudi luhur.
"Pemerintah Daerah harus hadir ditengah masyarakat dengan pelayanan yang maksimal. Untuk menghadirkan kesejahteraan sebagai tujuan utama pembangunan NTB Gemilang," ungkap Doktor Zul.
Industrialiasasi bagi pasangan Duo Doktor (Zul-Rohmi) merupakan kunci mewujudkan masyarakat NTB yang sejahtera dan mandiri.
Bertumpu pada sektor pertanian, pariwisata dan industrialisasi sebagai sektor unggulan daerah.
Indikator dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pertumbuhan industri.
Sasarannya adalah mengembangkan industri olahan dan permesinan. Sasaran lainnya adalah meningkatnya investasi, kerjasama pemerintah dan badan usaha serta kemudahan perizinan dan menurunnya tingkat pengangguran terbuka secara signifikan.
Jadi industri olahan dan permesinan yang dimaksud dalam program industrialiasi ini adalah pembangunan teknologi/permesinan yang mendukung pengolahan dan pemberian nilai tambah terhadap berbagai produk dari sektor Pertanian, pariwisata dan industri yang potensial mendukung program unggulan menuju terwujudnya NTB Gemilang Ekonomi.
Misalnya mesin-mesin untuk sarana produksi pertanian, seperti traktor, alat angkut, mesin perontok, pengering, pabrik penggilingan dan industri pengolahan lainnya, harus diproduksi atau di assamble oleh putra-putri NTB di daerah sendiri. Dan sedapat mungkin dikurangi impor dari luar.
Di dalam RPJMD Provinsi NTB tahun 2019-2023, sesuai janji kampanye pasangan Zul - Rohmi, telah ditetapkan 19 program unggulan dalam mewujudkan misi NTB Sejahtera dan Mandiri, yakni program unggulan NTB Gemilang Ekonomi, pariwisata, pertanian dan industri.
Di dalam 19 program unggulan tersebut, terdapat :
(1) Science Technology Industrial Park (STIP) Inovatif, (2) NTB Ramah Investasi, (3) UMKM Bersaing, (4) 99 Desa Wisata, (5) Pertanian Lestari, (6) Kampung Unggas, (7) Apartemen Ikan, (8) Revitalisasi BLK, dan (9) Industrialisasi Produk Pertanian dan program-program unggulan lainnya.
Gubernur Dr H Zulkieflimansyah menjelaskan bahwa aktor utama dari pembangunan industri tersebut, adalah dunia usaha yang berkembang baik.
Karenanya, STIP menurut Doktor Zul merupakan trigger awal tentang industrialisasi di NTB.
Industrialisasi adalah proses besar untuk menambah nilai tambah, sehingga membutuhkan inovasi teknologi.
Strategi industrialisasi, menurut Gubernur, perlu menggunakan pendekatan Import substitusional dan pendekatan Eksport.
"Pendekatan import Substitusional maksudnya, kita belajar dari negara-negara yang sudah maju, kita ambil satu produk teknologinya, kemudian pembelajaran dilakukan dengan metode ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi)," ujarnya.
Disinilah perlunya lembaga riset daerah harus mampu bekerja sama dengan dunia industri.
Selanjutnya, NTB akan lebih banyak mengirim atau mengekspor produk-produk NTB dalam bentuk barang jadi.
"Kita harus memastikan Nusa Tenggara Barat itu sehat, hangat, dan aman untuk investasi dan dunia usaha. Karenanya, Tugas pemerintah dan dunia pendidikan adalah menciptakan agar dunia usaha itu nyaman untuk lahirnya industri dan dunia usaha," ungkap Gubernur Zul.
STIP Sebagai Model
Salah satu program unggulan pemerintah Provinsi NTB sesuai janji politik Pemerintahan Zul - Umi Rohmi saat ini adalah pada pengembangan taman pendidikan di Science Technology Industrial Park (STIP), yang sebelumnya bernama Agro Edu Wisata.
Kawasan Agroeduwisata di STIP Banyumulek. (Istimewa) |
Pengembangan STIP merupakan 1 diantara 15 komitmen Gubernur yang langsung mendapat perhatian.
Gubernur NTB berharap, STIP nantinya tidak hanya berdiri di Pulau Lombok, akan tetapi akan lahir Technopark-Technopark lainnya yang tersebar di Pulau Sumbawa.
Ia menjadi model pembangunan ekonomi dan iklim investasi yang berkembang baik di NTB.
STIP juga merupakan salah satu program 100 hari Gubernur, dan telah di launching secara resmi pada acara ulang Tahun NTB ke-60 pada 17 Desember 2018.
Sebagai sebuah program unggulan, pengembangan STIP diharapkan akan menjadi rujukan bagi Technopark di seluruh Indonesia.
STIP dimulai dengan langkah awal pada pengembangan industri permesinan dan pendirian Hotel SMK yang nantinya akan langsung dikelola oleh lulusan SMK di NTB.
Beberapa target yang mencakup program –program yang akan dikembangkan pada STIP.
Target pertama adalah pada masalah produk, yang kedua sertifikasi produk, kemudian informasi, wirausaha baru, kerjasama dan bisnis proses, serta tempat belajar dan wisata.
Sedangkan program-program yang akan dijalankan pada masing-masing target antara lain adalah, pabrikasi produk permesinan, training/kursus wirausaha, uji pasar produk IKM, bisnis model (Hulu hilir), NTB Miniatur, serta Taman Edukasi dan Teknologi.
Adapun instansi yang dilibatkan pada pengembangan STIP nantinya adalah Dinas Perindustrian, Dinas Kominfo, Dinas Koperasi dan UKM, SMK Pariwisata, Dinas Perdagangan, serta beberapa OPD serta pihak terkait lainnya.
Struktur organisasi yang dilibatkan meliputi Direktur, Manager Umum Dan Keuangan, Manager Edukasi dan Wisata, Manager Pengembangan Teknologi dan Inovasi serta Manager Kerjasama dan Bisnis Proses.
Sekda NTB, H.Rosiady M.Sayuti, P.hD saat memberi arahan pada Rapat penyusunan Roadmap industrialiasasi di Ruang Melati Kantor Gubernur NTB pada 22 April 2019, menegaskan STIP diarahkan untuk menyediakan permesinan.
Diharapkan fokus pada industri yang potensial, tegas Pak Ros (sapaan akrabnya). Sehingga hasilnya tampak nyata.
Contohnya pada hilirisasi sektor pertanian. Jika fokus pada jagung, maka STIP akan fokus menyediakan mesin pengolahan jagung, terangnya.
Ia mencontohkan seorang pengusaha lokal, Ihwam dari Lombok Timur, yang sudah punya workshop pembuatan berbagai mesin seperti mesin pemipil jagung, perontok padi, traktor, dan alsintan lainnya, yang kualitasnya tidak kalah dengan produk daerah lain.
Hal seperti itulah, menurut Pak Ros yang bisa dimaksukkan ke dalam roadmap industrialisasi.
"Jadi fokus kita pada industri alat dan mesin pertanian. Sehingga kedepan, untuk kebutuhan hilirisasi produk pertanian, peternakan kelautan, mesinnya sudah tersedia," ujarnya.
Progam aksi yang sudah disepakati dengan Dirjen perindustrian adalah pembangunan pabrik pakan mini dengan nilai investasi sebesar Rp5 Miliar lebih.
Namun yang perlu dipastikan adalah ketersediaan bahan baku, disamping pemasaran.
"Jangan sampai karena ketidaksediaan bahan baku, maka mesin/pabrik yang ada, tidak bisa beroperasi," kata Sekda mengingatkan.
Untuk merancang hal ini, membutuhkan keterlibatan stakeholder terkait.
"Misalnya untuk menyusun kebutuhan industri tenun, maka mesin apa yang kita dibutuhkan," imbuhnya.
Sehingga perlu pelibatan semua pihak yang selama ini terjun didalamnya. Tentu hal ini harus dimulai dari sektor-sektor unggulan.
"Karena tidak semua sektor dapat kita sentuh sekaligus," pungkas Sekda.
Sementara Kepala BPS NTB Suntono mengungkapkan, bahwa berdasarkan data sensus BPS, 99 persen industri di NTB adalah UMKM dan sisanya industri menengah dan besar.
Kontribusi industri masih berkisar 5 persen. Karena itu, pihaknya siap memberikan dukungan data untuk memetakan potensi industri di NTB yang berpeluang untuk dikembangkan dan dituangkan ke dalam roadmap.
Hal senada diungkapkan Kepala BI NTB Achris Sarwani, yang mengusulkan pentingnya industrialisasi di sektor pariwisata.
Mengingat potensi sektor pariwisata di NTB sangat potensial dalam mewujudkan NTB Gemilang ekonomi.
Perlu Perubahan Mindset
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah sangat setuju dan mendukung dengan apa yang disampaikan Gubernur.
Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah. Selalu mendorong perubahan mindset. (Istimewa) |
Karenanya, organisasi perangkat Daerah (OPD) perlu melakukan perubahan mindset, dan meninggalkan ego sektoral. Sebab konsep yang disampaikan oleh gubernur adalah konsep besar, yang harus mampu dijalankan.
"Kita harus mampu merencanakan tahun pertahun dari program kerja kita. Semua kepala OPD harus benar-benar responsif terhadap berbagai hal yang terjadi dalam mendukung iklim industrialisasi di NTB," jelas Wagub Rohmi.
Menurutnya, untuk mengembangkan industrialisasi, NTB harus berangkat dari keadaan riil di daerah.
"Perencanaan dan pengembangan harus diawali dengan potensi yang ada di daerah ini. Kuncinya adalah koordinasi, komunikasi dan kerjasama seluruh stakeholder di daerah ini. Mindset kita harus beralih sebagai yang melayani," tutup Hj Rohmi. (*)
Penulis :
Plt Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi.
Foto-Foto:
Dinas Kominfotik Provinsi NTB.
No comments:
Post a Comment