Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah (kanan) bersama Chris Parangan, Mantan Direktur Komunikasi Politik Jokowi - Ma'ruf Amin Provinsi NTB. (Foto/Dok) |
MATARAM - Diskusi publik M16 bertema Sekda NTB Idola, yang dihadiri Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah, diapresiasi banyak pihak.
Namun dalam pemilihan pejabat Sekda Provinsi NTB, diskusi tetap hanya diskusi yang mungkin hanya sedikit masukan yang akan dipertimbangkan.
Sementara masukan yang pasti mempengaruhi siapa Sekda yang dipilih Gubernur dari lima calon Sekda yang ada, tentu adalah hasil seleksi Pansel Sekda NTB.
BACA JUGA : Ini Keunggulan Tiga Calon Sekda NTB, Salah Satunya Perempuan !!
Fungsionaris Pusat Partai Golkar, Chris Parangan mengatakan, diskusi semacam ini adalah masukan atau pengingat dalam level sunnah saja kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB selaku user untuk pejabat Sekda.
"Bahwa masukan dalam level wajib, itulah yang diberikan Pansel. Apapun nantinya keputusan Pansel dan Gubernur, selayaknya kita (insyaAllah) bagian dari orang orang beriman wajib Sami'na Wa Atho'na saja," kata Chris Parangan, sedikit bertausiah Jumat (18/10) di Mataram.
BACA JUGA : Siapa Sih Calon Sekda NTB Idola ??
Menurut Chris, Pansel tidak mengenal "titah kembar" dalam suatu opini. Sebab Pansel dimandatkan oleh Gubernur untuk mengambil satu keputusan yang absolut, yang mana keputusan itu hanya bisa diintervensi hasilnya oleh Sang Pemberi Mandat.
"Pemberi mandat, itulah Gubernur. Hanya Sang Gubernurlah yang Punya Hak Diskresi untuk 'mengintervensi' hasil Pansel itu dalam balutan niat 'kesempurnaan',"tegas suami dari Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Prov. NTB, Dra. Hj. Baiq Eva Nurcahya Ningsih ini.
Pada Kamis malam (17/10), Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 menyelenggarakan Diskusi Kamisan bertajuk "Sekda NTB Idola" di De-Lima Cafe, Kota Mataram.
Diskusi tersebut menghadirkan Gubernur NTB, Dr Zulkieflimansyah sebagai pembicara utama. Selain Gubernur, sejumlah tokoh yang menjadi narasumber utama seperti, Lesa Demarkasi Hasan Masat, Anggota DPRD NTB Ruslan Turmuzi, Aktivis PMII Lombok Timur Taufik Hidayat dan lainnya. (*)
No comments:
Post a Comment