MADU HUTAN SEMONGKAT. Muhammad Yamin melayani pengunjung di booth pameran Madu Lestari dalamn ajang Indonesia Creative Product Festival (ICPF) 2019 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. (Istimewa) |
MATARAM - PLN Unit Induk Wilayah (UIW) NTB memberangkatkan produsen madu hutan binaan PLN, untuk tampil dalam ajang Indonesia Creative Product Festival (ICPF) 2019 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia baru-baru ini.
Menjadi salah satu wakil NTB dalam festival tersebut, produsen madu hutan "Madu Lestari" menampilkan keunggulan produk madu hutan Semongkat, Sumbawa di Negeri Jiran.
Manager Komunikasi PLN UIW NTB, Taufiq Dwi Nurcahyo mengatakan, PLN berharap dengan mengikuti kegiatan tersebut maka madu hutan Semongkat dapat menciptakan pasar-pasar baru, khususnya di mancanegara. Selain itu juga untuk mempromosikan dan membuktikan kualitas Madu Semongkat sebagai madu dengan kualitas yang berdaya saing global.
“Ini merupakan wujud komitmen PLN untuk mendorong UMKM lokal di NTB, khususnya yang menggerakan (perekonomian) masyarakat sekitar dapat terus berkembang,” kata Taufiq.
Dalam ajang ICPF 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, owner Madu Lestari Muhammad Yamin (54) memamerkan sejumlah produk madu Semongkat. Tak butuh waktu lama, animo pengunjung pun terserap cepat. Booth pameran Madu Lestari pun menjadi salah satu yang mencuri perhatian.
"Alhamdulillah respons dan animo di Kuala Lumpur juga bagus. Saat ini produk kami juga sudah terserap di pasar mancanegara lainnya, seperti Korea, Australia dan Jerman," kata Yamin.
Muhammad Yamin, pria asal Desa Semongkat, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, NTB merupakan pemilik usaha Madu Lestari.
Usaha dimulai pada tahun 2005, dimana Yamin mengajak masyarakat di Desa untuk memanfaatkan madu yang ada di hutan sebagai sumber pendapatan.
Inspirasi ini muncul karena berburu madu bagi masyarakat setempat bisa dibilang tradisi, tak hanya sekadar memutar roda ekonomi rumah tangga. Apalagi, Kecamatan Batu Lanteh melingkupi kawasan Hutan Lindung yang masih lestari yang menjadi habitat lebah penghasil madu.
Pada 2009, PLN UIW NTB mengangkat Yamin dan kelompok Madu Lestari sebagai mitra binaan PLN. Sejak itu pula PLN mulai membantu akses permodalan, bantuan sarana dan prasarana, pelatihan hingga pemasaran produk. Berkat kegigihan Yamin, sinergi antara PLN dengan Kelompok Madu Lestari pun berbuah manis.
Madu Lestari sendiri merupakan kelompok masyarakat pemburu madu Sumbawa khususnya di Desa Semongkat yang mengembangkan usaha madu. Para petani yang tergabung dalam kelompok, memperoleh madu hutan dengan cara berburu di kawasan hutan Batu Lanteh.
Proses produksi yang alami ini membuat cita rasa madu hutan Semongkat berbeda dengan kebanyakan madu yang didapatkan dari hasil budidaya atau ternak lebah.
Madu hutan khas Semongkat dihasilkan dari lebah jenis Apis Dorsata yang kemudian menjadi madu kuning dan lebah juga lebah jenis Apis Trigona yang kemudian menghasilkan madu hitam.
Kelompok Madu Lestari ini mampu mendapatkan 500-600 liter madu per bulannya, memang tidak sebanyak jika diperoleh dengan cara ternak lebah.
“Karena kita tidak ternak, jadi hasil perolehan madu sangat bergantung ketersediaan di hutan. Tapi itu juga yang membuat madu tersebut istimewa,” kata Yamin.
Karena habitatnya di hutan, lebah di hutan memakan bunga pohon bidara (Ziziphus Mauritiana) yang tumbuh di hutan tersebut, hal ini membuat rasa madu di Semongkat menjadi khas. Tingkat kekentalan madu semongkat pun relatif lebih encer.
Yang lebih menarik, papar Yamin, madu hutan Semongkat memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan. Seperti dapat menyembuhkan radang tenggorokan, maag, kolestrol, asam urat, diare, kista dan lain-lain.
"Kami di Madu Lestari juga selalu menjaga kualitas dan keaslian madu. Produk madu kami ini 100 persen murni tanpa campuran apapun,” kata Yamin.
Dipaparkan, dalam prosesnya, sarang madu yang didapat tidak boleh langsung diperas oleh pemburu, melainkan harus diperas ketika madu akan dimasukan ke dalam botol kemasan. Dengan begitu madu bebas dari proses fermentasi yang dapat mengurangi khasiat dari madu itu sendiri.
Berkat ketekunannya, hingga saat ini usaha yang dijalankan oleh Yamin memiliki omset sebesar Rp300 juta per tahun. Yamin juga pernah diundang dan berkesempatan hadir dalam sebuah program salah satu stasiun televisi “Kick Andy” di tahun 2016 untuk menceritakan pengalamannya dalam mengembangkan usaha madu.
Saat ini, Madu Hutan Semongkat seringkali dijadikan sebagai buah tangan wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Sumbawa. Citarasa yang berciri khas serta khasiat yang dimiliki madu ini membuat Madu Lestari menerima banyak pesanan dari berbagai penjuru tanah air hingga mancanegara. Negara-negara seperti Korea, Australia dan Jerman adalah peminat yang paling banyak.
Yamin mengaku bangga, produk madu dari Sumbawa, NTB ini dapat dikenal tidak hanya di dalam negeri tapi juga menembus mancanegara. Ia juga mengapresiasi dukungan dan support yang telah diberikan PLN UIW NTB selama ini.
"Dan yang paling penting adalah usaha ini dapat membawa kesejahteraan bagi anggota kelompok dan masyarakat Desa Semongkat umumnya,"katanya. (Inforial/*)
No comments:
Post a Comment