MATARAM - Sekitar 100 orang ulama dan akademisi dari seluruh daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pertemuan Silaturahmi Ulama se-NTB, Rabu sore (15/5) di Selaparang Ballroom, Hotel Lombok Raya, Kota Mataram.
Pertemuan mengangkat tema "Meneguhkan Ukhuwah Islamiah dan Ukhuwah Wathaniyah", itu membahas isu-isu terkini pasca Pemilu 2019 dan juga upaya-upaya meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua PWNU NTB Prof Dr H Masnun Tahir, Rais Syuriah PWNU NTB TGH Turmudzi Badarudin, Dewan Mustasyar PBNW NTB TGH Yusuf Makmun, Sekretaris PWNU Lalu Aksar Ansori, Kabinda NTB Tarwo Koesbarwo, serta puluhan ulama lintas organisasi seperti dari NU, NW dan Muhammadiyah, serta para rektor PTN/PTS se Kota Mataram.
Dalam sambutannya, Ketua PWNU NTB Prof Dr H Masnun Tahir mengatakan, silaturahmi ulama itu membahas situasi terkini negara pasca Pemilu 2019. Kegiatan ini juga menjadi tindak lanjut dari acara Multaqo’ Ulama beberapa lalu di Jakarta dimana kegiatan itu dihadiri oleh Rais Syuriah PWNU NTB TGH Turmudzi Badarudin dan Mustasyar PBNW NTB TGH Yusuf Makmun.
“Beliau berdua ini akan menyampaikan hasilnya kepada kita atas pertemuan tersebut,” kata Prof Masnun.
Ia mengatakan, menghadapi pasca pemilu 2019 ini peran ulama sangat dibutuhkan untuk menebar kedamaian dan kerahmatan bagi semua masyarakat. Hal ini harus terus dilakukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Isu-isu hoax seperti institusional, people power dan lain sebagainya, perlu ditabayunkan. Apalagi isu semacam ini dapat memecah persatuan umat muslim dan juga persatuan bangsa Indonesia.
Prof Masnun berharap agar isu-isu dan berita hoax dapat sama-sama diluruskan sehingga tidak berpengaruh lebih jauh pada masyarakat.
"Mari kita bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, dan kedaulatan NKRI," katanya.
Mustasyar PBNW NTB TGH Yusuf Makmun mengatakan, dalam Multaqo’ Ulama di Jakarta sudah disepakati bahwa umat Islam dan sesama Warga Negara Indonesia harus saling menghargai dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini. Terutama dalam menyikapi hasil Pemilu Pilpres 2019 yang akan diumumkan KPU 22 Mei 2019 mendatang.
"Siapa pun yang terpilih dan menjadi pemimpin negeri ini nantinya, agar (semua pihak) menerima hasil yang ditetapkan oleh KPU," katanya.
Ia menekankan, kebersamaan dan persatuan merupakan hal yang paling inti dari silaturahmi ulama NTB tersebut. Masyarakat diimbau untuk menunggu hasil Pemilu Pilpres 2019 yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019, dan harus menerima sepenuhnya.
Rais Syuriah PWNU NTB TGH. Muhammad Turmudzi Badarudin menyampaikan, siapa pun yang menjadi pemimpin bangsa Indonesia nantinya harus diterima dan didukung. Sebab yang terpilih merupakan pilihan dan amanah dari Allah SWT yang haruslah diikuti dan ditaati.
"Kita tetap jaga dan persatuan kesatuan dan (yang terpilih) itulah yang di ridhoi oleh Allah SWT. Masyarakat jangan saling caci-maki apalagi sampai muncul kekerasan, palagi ini bulan Ramadhan,” katanya.
Sementara itu, Kabinda NTB Tarwo Koesnarno mengatakan, keberadaan ulama dan bersama ulama diharapkan mampu mendinginkan suasana pasca Pemilu 2019 saat ini, khususnya menjelang pengumuman KPU 22 Mei mendatang.
Ia menjelaskan, hingga saat ini menjelang 22 Mei masih banyak ditemukan isu-isu dan berita hoax di tengah masyarakat. Karena itu pihaknya berharap para ulama dan akademis yang hadir agar mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama mencermati dan mengatasi berita hoax agar tidak menimbulkan perpecahan.
“Siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wapres ataupun anggota legislatif agar dapat bermanfaat bagi negeri untuk meneguhkan bangsa ini lima tahun mendatang,” katanya.
Dalam pertemuan silaturahmi ulama se NTB tersebut juga disepakati enam poin himbauan ulama untuk masyarakat NTB antara lain :
- Mendukung terciptanya situasi damai di semua waktu dan tempat khususnya di Bulan Suci Ramadhan.
- Menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan, serta menghindari fitnah, opini dan interprestasi, saat ini demi menjaga kesucian Bulan Ramadhan dan keutuhan NKRI.
- Meneguhkan Ukhuwah Ilamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah untuk mempertahankan ideologi Pancasila dan UUD 1945.
- Mengajak para alim ulama, toma, todat untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara kesatuan RI, serta melawan siapaun yg memecah belah umat dan mempelopori makar.
- Mendukung kinerja dan keputusan KPU, Bawaslu dan lembaga resmi terkait Pemilu 2019.
- Mempercayakan penanganan berbagai persolan keamanan dan hukum kepada aparat resmi keamanan dan hukum negara sebagai bentuk ketaatan Walliyul Amri.
No comments:
Post a Comment