Lalu Athari Fathulah SE. |
MATARAM - Dewan Pendiri Lembaga Sosial dan Politik Mi6 mendorong dan memberikan mandat penuh kepada Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathulah SE, untuk maju dan bertarung dalam konstestasi Pilkada Serentak 2020 yakni di Kota Mataram maupun Lombok Tengah.
Alasannya agar masyarakat Kota Mataram dan Lombok Tengah memiliki referensi calon alternatif dalam Pilkada serentak tersebut.
BACA JUGA : Pengusaha Bambang Muntoyo Beri Sinyal Bakal Maju di Pilkada Kota Mataram
Alasan kedua, Sekretaris Mi6 diminta tampil menjadi konstestan di dua wilayah Pilkada tersebut sebagai test the water untuk menguji keberterimaan masyarakat terhadap figur baru.
"Tentu pada akhirnya nanti hanya satu Pilkada yang akan diikuti oleh Calon Mi6. Ini bagian taktik dan strategi Mi6 untuk melihat kecendrungan paling kuat ekspektasi masyarakat di dua wilayah tersebut," kata Dewan Pendiri Mi6, Hendra Kesumah dalam siaran pers, Jumat (24/5).
Menurut Hendra Kesumah, upaya Mi6 mengajukan Athari tampil di dua konstestasi harus dimaknai sebagai upaya untuk memberikan *nuansa anomali* agar bertambah dinamis dan penuh warna.
"Mi6 sadar bahwa Pilkada serentak 2020 penuh kejutan politik dengan tampilnya calon kepala daerah yg tangguh dan kenyang pengalaman. Justru hal tersebut menjadi cambuk bagi Mi6 untuk beradu siasat dan belajar mencari celah dibalik kekuatan para Paslon," tutur Hendra.
BACA JUGA : M16 Prediksi Pilkada Serentak 2020 Bakal Berlangsung Seru di NTB
Dewan Pendiri Mi6 menambahkan urusan kalah dan menang dalam setiap kompetisi itu hal yang lumrah dan wajar. Tapi pengalaman bertanding dengan para jawara calon kepala daerah itu merupakan pelajaran politik yang tak ternilai harganya.
"Athari akan ditampilkan Mi6 apa adanya, tanpa make up politik ataupun pencitraan di luar kapasitasnya. Mi6 akan belajar dan minta pendapat rakyat bagaimana sebaiknya menjadi pelayan rakyat yang baik," ungkap Hendra.
Mengikis Hegemoni Jawara Politik
Hendra melanjutkan dalam perspektif politik tampilnya Sekretaris Mi6 dalam momentum elektoral ini merupakan sikap politik Mi6 memotivasi figur - Figur baru yang lain agar gentle tampil ke publik melawan dominasi para jawara calon kepala daerah.
"Ikhtiar Mi6 harus pula diterjemahkan sebagai bagian melawan kooptasi politik yang seolah-olah kontestasi pilkada hanya arena pertarungan para jawara politik," tambahnya.
Lebih jauh Hendra Kesumah mengatakan kesadaran politik rakyat harus dibangkitkan agar terlibat secara retro aktif dalam mewarnai konstestasi calon kepala daerah pilihannya.
"Tumbangnya para jawara politik dalam Pilgub NTB 2018 maupun rontoknya petahana dalam pileg 2019 di NTB merupakan kehendak konstituen menginginkan perubahan terhadap figur calon pemimpin diwilayahnya," tandas mantan Sekjen Kebo Karong Samawa.
Sementara itu Sekretaris Mi6, Lalu Athari Fathullah mengatakan dirinya siap tampil dalam Pilkada apapun resikonya. Untuk itu sebagai langkah awal ia akan melakukan sosialisasi dan bersilaturahmi kepada masyarakat baik di Mataram maupun di Lombok tengah.
"Saya tentu sadar diri dengan kapasitas dan recourses yang ada. Tapi itu bukan menjadi halangan berbuat yang terbaik untuk rakyat. Soal kalah menang urusan nanti. Jika Allah SWT ridho pasti akan dibukakan jalan yang terbaik," tandas Athari.
Ia menambahkan bahwa dirinya akan melibatkan kaum milenial dan anak-anak muda sebagai motor pemenangannya nanti. (*)
No comments:
Post a Comment