KEMANUSIAAN. Ketua Lembaga Ekononi Syariah NU, H Lalu Winengan bersama Pendiri Saka Foundation Karina de Vega, usai membahas program bantuan kemanusiaan korban gempa, di Mataram. (Istimewa) |
MATARAM - Lembaga Ekonomi Syariah Nadhlathul Ulama (NU) NTB bersama Yayasan kemanusiaan Saka Foundation, akan menggelar serangkaian kegiatan sosial di bulan Ramadhan kali ini.
Kegiatan sosial akan menyasar para korban gempa di wilayah Kabupaten Lombok Utara dan sebagian Lombok Barat, untuk meringankan beban masyarakat.
Pembahasan kerjasama program kemanusiaan ini dibahas Ketua Lembaga Ekonomi Syariah NU, H Lalu Winengan bersama Pendiri Saka Foundation, Karina De Vega, Jumat (3/5) di Mataram.
"Insya Allah di bulan Ramadhan Lembaga Ekonomi Syariah NU akan membuat kegiatan bersama Saka Foundation, khusus terfokus untuk wilayah gempa. Utamanya KLU, dan sebagian di Lombok Barat," kata H Lalu Winengan, usai pertemuan di Mataram.
Menurutnya, kegiatan sosial ini berupa dukungan dan perhatian kepada para keluarga korban gempa di KLU dan Lombok Barat, terutama di bulan Ramadhan.
"Bentuknya dukungan dan perhatian, nanti keluarga (korban gempa) juga kita berikan sembako dan sarung. Kegiatan akan dilaksanakan mulai pertengahan bulan puasa Ramadhan nanti," katanya.
Winengan menegaskan, kegiatan sosial untuk para korban gempa ini murni kegiatan sosial karena keterpanggilan Saka Foundation. Program ini sama sekali tidak bermuatan politis apa pun.
Pilihan waktu pertengahan bulan Ramadhan dilakukan karena Saka Foundation ingin berbagi kebahagiaan dan memberikan perhatian pada keluarga korban gempa bumi di Lombok.
"Ini sama sekali tidak ada muatan politik, murni kemanusiaan. Sehingga dilakukan di pertengahan puasa itu karena Saka Foundation ingin berbagi dan memberi kebahagiaan di bulan puasa atau menjelang Idul Fitri, agar masyarakat senang," tukas Winengan.
Winengan berharap bantuan ini dapat merubah pola pikir masyarakat yang seringkali curiga dan berpikir aneh-aneh ketika ada pihak memberi bantuan.
Apalagi saat ini masih hangat dengan suasana politik pasca Pemilu 2019.
"Jadi saya yakinkan bahwa ini kemanusiaan, bukan politk. Biar masyarakat tahu dan mengerti ini kemanusian.Yang membalas biar Allah SWT," katanya.
Ia menegaskan, kiprah Saka Foundation juga sudah cukup baik dalam membantu korban gempa NTB selama ini, sejak kejadian gempa bumi pertama kali Juli-Agustus 2018 lalu.
"Bu Karina selaku pendiri Saka Foundation juga selalu niat baik dan sudah turun sejak awal gempa dulu membantu masyarakat," katanya.
Winengan menjelaskan, Karina menjadi mualaf sejak 1,5 tahun silam dan hingga kini terus peduli dan terpanggil membantu korban gempa bumi di Lombok.
"Dia (Karina) seorang mualaf yang sangat saya kagumi. Saya bertanggungjawab atas keislamannya, karena tahun ini dia akan melaksanakan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima," katanya.
Sementara itu, Pendiri Saka Foundation Karina De Vega mengatakan, keterpanggilannya dalam bidang kemanusiaan sudah dilakukan sejak lama.
Ia juga cukup lama bekerja di lembaga kemanusiaan PBB yang bertugas di daerah Afrika Barat.
"Tapi (ketika terjadi) gempa Lombok Utara dimana saya salah satu korban juga, saya memutuskan membantu saudara-saudara di Lombok," katanya.
Karina mengaku, dunia kemanusiaan menjadi pilihannya untuk mendedikasikan hidupnya.
Saat gempa bumi melanda NTB, khususnya Lombok, Karina dan Saka Foundation pun terpanggil untuk melakukan sesuatu.
"Ketika terjadi bencana di Lombok, saya terpanggil dan melihat ada banyak hal yang bisa saya lakukan untuk memberi manfaat bagi sesama. Saya sangat bersyukur bisa bertemu pak Lalu Winengan dan sangat terhormat bagi kami dapat bekerjasama dengan NU. Ini merupakan sebuah kehormatan," kata Karina.
Karina juga memastikan, kegiatan ini dilakukan atas dasar kemanusiaan, dan sama sekali tidak ada nuansa politik.
Ia berharap, program sosial kemanusiaan yang digelar Saka Foundation bersama Lembaga Ekonomi Syariah NU NTB, akan dapat dirasakan manfaatnya terutama bagi para korban gempa bumi di Lombok Utara dan Lombok Barat. (Inforial/*)
No comments:
Post a Comment