HUNIAN TRANSISI. Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UT), Gidion Hasan berfoto bersama masyarakat penerima Huntrap di Dusun Leong Tengah, Desa Tegal Maja, Lombok Utara. (MP/Istimewa) |
LOMBOK UTARA - Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UT), Gidion Hasan, bersama jajaran Direksi dan manajemen UT Group, Rabu (19/12) melakukan peresmian dan serah terima 100 unit Hunian Transisi menuju Tetap (Huntrap) dan bantuan fasilitas untuk korban gempa bumi di Dusun Leong Tengah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Kegiatan kemanusiaan di Lombok Utara diinisiasi oleh perusahaan yang tergabung dalam UT Group, yaitu PT United Tractors Tbk (UT), PT Pamapersada Nusantara (PAMA), PT Tuah Turangga Agung (TTA), PT Kalimantan Prima Persada (KPP), PT Bina Pertiwi (BP), PT Universal Tekno Reksajaya (UTR), PT Komatsu Remanufacturing Asia (KRA), PT Andalan Multi Kencana (AMK), PT United Tractors Pandu Engineering (UTE), PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) dan PT Traktor Nusantara (TN).
Presiden Direktur PT United Tractors Tbk (UT), Gidion Hasan menjelaskan, kegiatan ini dimulai sejak 7 Agustus 2018 dan dilakukan dalam beberapa fase.
Fase pertama yaitu fase tanggap darurat bencana, dimana UT Group mendatangkan enam unit alat berat berupa excavator, bulldozer, truk dan tronton untuk membantu proses evakuasi dan melakukan pembersihan puing bangunan yang runtuh akibat gempa.
Selain itu UT Group juga menyalurkan bantuan berupa pakaian layak pakai, sembako, obat-obatan, terpal dan juga selimut, serta membangun posko kesehatan.
Pada fase kedua UT Group membangun sarana sekolah darurat di empat titik, fasilitas MCK di lima titik, fasilitas sumur bor di empat titik, serta membangun tempat tinggal bagi para korban gempa dengan sistem hunian transisi menuju permanen (huntrap) sebanyak 100 unit.
Tahap ini dilakukan dalam rangka membantu mempercepat proses rehabilitasi di Lombok pasca gempa.
“Huntrap adalah solusi terbaik untuk menyediakan tempat tinggal yang layak, aman dan nyaman bagi para masyarakat di Lombok Utara, karena pembangunannya cepat dan bangunannya kokoh, serta meminimalisir resiko runtuh apabila terjadi gempa susulan,” kata Gidion Hasan.
Pembangunan 100 unit huntrap dimulai sejak awal September hingga November 2018 dan difokuskan di RT 01 – 04 Dusun Leong Tengah Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Sejumlah upaya ini didukung oleh relawan UT Group yang hingga saat ini berjumlah 170 orang yang berasal dari seluruh Indonesia dengan latar belakang kompetensi yang beragam, mulai dari emergency response team, mekanik, operator, tim kesehatan dan keselamatan kerja, hingga corporate social responsibility.
"UT Group berharap agar bantuan yang telah diberikan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat dan Lombok dapat segera pulih seperti sedia kala," kata Gidion.
Sementara itu, Director Human Capital and Social Responsibility UT, Edi Sarwono menjelaskan, 100 unit Huntrap itu dibangun dengan luas 9 meter kali 12 meter per unit, dengan harga berkisar Rp30 juta - Rp35 juta per unit.
"Pembangunannya juga melibatkan masyarakat setempat," katanya.
Berbeda dengan hunian sementara (Huntara) yang dibangun pihak lainnya secara kolektif di tempat tertentu, UT Group membangun Huntrap di lokasi bekas rumah masyarakat.
Edi menjelaskan, hal itu dilakukan untuk mempermudah masyarakat. Sehingga jika dana bantuan dari pemerintah cair, mereka tinggal menambah bangunan yang sudah ada.
"Jadi konsepnya memang hunian transisi. Ini bisa mereka gunakan tiga tahun bahkan lebih, dan kalau ada rezeki mereka bisa menambah bangunannya," katanya.
Edi mengatakan, Huntrap yang dibangun juga sudah disesuaikan dengan konstruksi rumah tahan gempa.
Selain 100 unit Huntrap, UT Group juga membangun empat sekolah darurat, lima fasilitas MCK, dan empat sumur bor di Desa Tegal Maja.
"Kita juga bangun sarana ibadah, Masjid darurat," katanya.
Sebelumnya, di masa tanggap darurat UT Group juga membantu kebutuhan darurat seperti makanan, selimut, tenda, dan obat-obatan.
Edi menambahkan, hal yang sama juga dilakukan UT Group untuk korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.
"Di Sulteng juga kita bikin 100 Huntrap. Tapi bedanya di sana di lokasi yang disiapkan Pemda, karena lokasi awal rumah masyarakat sudah tidak beraturan terdampak likuifaksi," jelas Edi.
Dusun Leong Tengah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Tanjung, menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah akibat gempa di Kabupaten Lombok Utara beberapa bulan lalu.
Berdasarkan data Pemdes Tegal Maja, sekitar 281 kepala keluarga (KK) yang mendiami Dusun Leong Tengah kehilangan rumah dan mengalami ketakutan dan kecemasan yang luar biasa pada masa-masa awal gempa.
"Hampir seluruh rumah masyarakat di sini rusak, saya juga hancur rumahnya," kata Kepala Dusun Leong Tengah, Ridwan.
Ridwan sangat berterimakasih pada UT Group yang selama lima bulan ini sudah mendampingi masyarakat.
Anak-anak di sana bisa kembali sekolah meskipun di bangunan darurat.
"100 huntrap ini kami prioritaskan untuk masyarakat yang rumahnya benar-benar hancur, dan juga kepada kelompok rentan seperti lansia," kata Ridwan.
Letak geografis Leong Tengah yang berada di areal perbukitan dengan jarak sekitar 10 kilometer (Km) dari Kecamatan Tanjung, ibukota Lombok Utara, membuat warga terdampak gempa di wilayah ini merasa kurang diperhatikan dari segi bantuan.
Hampir empat bulan pascagempa, belum ada satu pun hunian tetap (huntap) yang dijanjikan pemerintah terbangun di wilayah tersebut.
"Untuk bantuan pemerintah, sampai sekarang saya belum tahu kejelasannya. Belum ada Risha, Rika, dan Riko yang terbangun di sini,"
Ridwan mengaku sudah mendapat buku tabungan BRI dengan saldo tertulis Rp 25 juta.
Meski begitu, dia belum dapat mencairkan dana tersebut karena dianggap belum memenuhi persyaratan lantaran belum adanya kesepakatan dalam kelompok masyarakat (pokmas) perihal tipe rumah yang akan dibangun.
Ia berharap, pemerintah bisa segera merealisasikan janjinya untuk memberikan bantuan dana stimulan agar warga bisa kembali membangun rumah.
Kehadiran tempat tinggal yang layak, lanjutnya, sangat dibutuhkan warga, mengingat sudah memasuki musim hujan.
"Kita cuma berharap (ada bantuan pemerintah), saya khawatir juga hujan sudah turun, saya harap pemerintah perhatikan warganya yang masih berharap bantuan," katanya.
Penyerahan bantuan Huntrap dan fasilitas umum dari UT Group juga menjadi batas perpisahan 170 relawan UT Group dengan masyarakat setempat. MP04
No comments:
Post a Comment