BURSA EFEK. Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta.(KATAKNEWS/Istimewa) |
MATARAM, KATAKNEWS.com - Dunia investasi saham di pasar modal, cukup menjanjikan untuk investasi yang aman dan menguntungkan.
Hanya saja di Indonesia, termasuk di Provinsi NTB, animo masyarakat untuk menjadi investor dan mulai menjalankan bisnisnya sendiri, masih sangat rendah.
Untuk meningkatkan animo masyarakat di NTB, Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar Sekolah Pasar Modal (SPM), pada Sabtu (15/12) di Kantor BEI NTB, di Kota Mataram.
"Jadi Sekolah Pasar Modal ini akan kami gelar 15 Desember nanti. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat tentang Pasar Modal, dari yang masih awam sampai bisa," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI NTB, I Gusti Ngurah Bagus Sarjana, Rabu (12/12) di Mataram.
Menurutnya, SPM ini merupakan program rutin dari BEI. Di Provinsi lain kegiatan ini juga digelar, meski tidak secara serentak.
Masyarakat yang berminat mengikuti Sekolah Pasar Modal bisa mendatangi Kantor Perwakilan BEI NTB, di jalan Pejanggik, Kota Mataram.
"Peserta akan mendapatkan free materi, e certifikat, snack & lunch box. Dan yang pasti pemahaman tentang pasar modal bisa didapatkan secara utuh," katanya.
Animo Investasi Masih Rendah
Ngurah menjelaskan, dari survei yang dilakukan OJK, tingkat literasi pasar modal di Indonesia masih rendah. Hal ini berpengaruh pada animo investasi juga.
Secara nasional potensi ekonomi di sektor pasar modal sangat besar.
Dari sekitar 611 perusahaan yang go public dan sahamnya bisa dimiliki masyarakat umum, tercatat potensi nilai maksimal mencapai Rp6.593 Triliun.
Namun, pertumbuhan jumlah investor masih sangat rendah yakni berkisar 813 ribu investor, se-Indonesia.
"Jumlah investor masih sangat rendah jika dibanding jumlah penduduk kita yang 260 juta dan NTB 5 juta jiwa. Padahal peluang dan potensi pasar sangat besar," katanya.
Di NTB sendiri, kata Ngurah, hingga November 2018 tercatat sebanyak 4.045 orang investor tersebar di pulau Lombok dan Sumbawa.
Nilai investasi total mereka mencapai Rp87 Miliar.
"Tapi jumlah 4.045 orang itu pun masih rendah, bila dibanding jumlah penduduk NTB yang mencapai 5 juta jiwa," katanya. MP04
No comments:
Post a Comment