Ketua DPD PDIP NTB H Rachmat Hidayat bersama TGH Ma'arif Makmun. |
LOMBOK TENGAH – Rais syuriah PCNU Loteng, TGH. Ma'arif Makmun menyatakan dukungannya pada Kepala Dinas Perdagangan Hj. Putu Selly Andayani untuk maju dalam kontestasi Pilkada Mataram 2020.
Menurut Pimpinan Ponpes Manhalul Ma’arif di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Lombok Tengah itu, kinerja Hajjah Selly Andayani selama menjadi pejabat ASN dimanapun ditempatkan baik di lingkup Pemprov NTB dan Penjabat Wali Kota Mataram dianggap telah mumpuni, dan telah terbukti, serta teruji memberikan kontribusi pada masyarakat.
“Jadi, yang mendorong Pak H. Rachmat sedari awal untuk mencalonkan istrinya itu adalah saya. Karena, saya mendengar langsung aspirasi masyarakat, serta para tokoh agama dan masyarakat terkait kinerja Ibu Selly selama ini,” ujar TGH. Ma'arif Makmun menjawab wartawan, Selasa (10/12) kemarin.
Ia mengaku, telah kenal pribadi Hajjah Selly sudah cukup lama. Kata Ma’arif, dari interaksinya selama ini, sosok Selly merupakan pribadi yang sederhana, tidak angkuh. Dan utama, Selly itu sangat menghargai para tamu yang datang bersilaturahmi ke kediamannya dan kantornya.
“Saya sering bersilaturahami ke rumah pak H. Rachmat. Disitu saya lihat langsung, beliau sangat sopan dan tidak pernah mendahului suaminya. Jadi, pribadi yang menghargai tamu yang datang itu adalah indikasi jika sosok sosial kemasyarakatannya sangat bagus. Itu intinya sebenarnya seorang pemimpin itu,” kata TGH. Ma’arif.
Pemimpin Perempuan
Dalam Islam terkait pandangan pemimpin dari kalangan perempuan. Menurut TGH Ma’arif, sejatinya kedudukan wanita sama seperti laki-laki umumnya dalam profesi sebagai pemimpin. Pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin negara.
Mengingat, lanjut dia, Islam juga menjunjung tinggi martabat wanita seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 97. Yakni, ‘Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan’.
“Jadi, jika ada segelintir oknum yang akan memainkan isu pemimpin perempuan, itu adalah isu lama. Dalam padangan Islam kan jelas tidak ada bedanya antara pemimpin dari laki-laki dan perempuan itu,” tegas TGH. Ma’arif.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ia menuturkan, isu soal pemimpin perempuan sempat dihembuskan saat Presiden kelima RI yakni, Hj. Megawati Soekarno Putri memimpin bangsa Indonesia.
Namun, lantaran banyak di negara mayoritas Islam. Salah satunya Pakistan sudah tidak lagi mempertentangkan soal isu perempuan. Maka, saat Megawati dilantik menggantikan Almarhum Presiden Gus Dur, isu penolakan pemimpin perempuan itu reda dan hilang di permukaan dengan sendiri.
“Pastinya, masalah pemimpin perempuan itu dari pandangan ulama masih ada khilafnya. Disitu jika ada khilaf maka, kita diperkenankan dan kita tidak boleh mengingkarinya. Toh, Ibu Mega tetap menjadi Presiden kelima. Sampai hari ini, semua umat Islam mengakui jika Bu Mega adalah Presiden kelima,” jelas TGH. Ma’arif.
“Insya Allah, jika ada lawan politik memainkan isu pemimpin perempuan, saya pastikan jualan politiknya enggak akan laku,” sambungnya.
Ia menambahkan, dari pembicaraanya dengan tokoh-tokoh Lombok Selatan yang berdomisili dan menetap di Kota Mataram, umumnya mereka sepakat jika Hj. Putu Selly Andayani sangat tepat dan cocok memimpin di ibu kota provinsi NTB ke depannya.
“Sebagai tokoh Lombok Selatan yang kenal lama dengan Ibu Selly. Insya Allah, saya pun akan siap turun ke Mataram untuk menggerakkan potensi keluarga dan jamaah yang saya miliki untuk bisa memenangkan Ibu Selly dalam Pilwali Mataram 2020 mendatang,” tandas TGH. Ma'arif Makmun. (*)
No comments:
Post a Comment