Terkini Lainnya

Saturday, January 4, 2020

Desa Wisata Kembang Kuning dan Tete Batu jadi Alternatif Wisatawan Habiskan Libur Panjang di Lombok

KEMBANG KUNING. Wisatawan mancanegara di Air Terjun Tiu Kelep, Desa Kembang Kuning, Lombok Timur. 

LOMBOK TIMUR - Desa Wisata Kembang Kuning dan Tete Batu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi destinasi alternatif yang ramai dikunjungi wisatawan selama musim libur panjang tahun baru.

Dua pekan terakhir, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik meningkat tajam di destinasi tersebut.

Tingkat hunian homestay dan penginapan di kawasan itu juga mencapai 100 persen dari 140 homestay  yang tersedia.

"Dua pekan ini homestay dan penginapan full di Kembang Kuning dan Tete Batu. Dampak libur tahun baru, dan juga libur sekolah," kata Ketua Assosiasi Pokdarwis Lombok Timur, Nurul Fadli, Sabtu (4/1) di Desa Kembang Kuning, Lombok Timur.

BACA JUGA : Eksotisme Gua Sarang Walet di Desa Kembang Kuning, Lombok Timur

Ia menjelaskan, 80 persen wisatawan yang berkunjung ke Kembang Kuning dan Tete Batu ialah wisatawan mancanegara. Mereka didominasi berasal dari Jerman, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Australia. Sementara dari asia, masih didominasi wisatawan dari Malaysia dan China.

Di Kembang Kuning dan Tete Batu, para wisatawan menikmati keindahan alam berupa beberapa air terjun. Mereka juga bisa melihat keanggunan gunung Rinjani yang akan nampak dari Desa, jika udara cerah tak berawan.

KOPI SIONG. Wisatawan mancanegara menggoreng kopi dalam paket wisata Kopi Siong Kete di Desa Kembang Kuning. 

Selain itu, para wisatawan juga sangat senang bisa mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan budaya, kearifan lokal, dan aktivitas keseharian penduduk di Desa tersebut.

Fadli mencontohkan, paket Kopi Siong Kete yang memberikan pengalaman pada wisatawan bagaimana mengolah kopi secara teradisional, hingga disajikan dalam cangkir, menjadi paket yang paling diminati wisatawan.

"Tipe wisatawan mancanegara kan lebih senang bisa merasakan pengalaman langsung, bagaimana berinteraksi dengan keseharian penduduk ternyata menarik bagi mereka. Misalnya saja mereka sangat bahagia bisa memproses dan menyeduh kopi racikan tangan sendiri," kata Fadli.

Desa Wisata Prioritas

Desa wisata Kembang Kuning dan Tete Batu di Lombok Timur termasuk dalam 25 Desa Wisata prioritas yang dikembangkan Pemprov NTB melalui Dinas Pariwisata NTB di tahun 2019. Pemprov NTB menargetkan mengembangkan 100 Desa Wisata hingga 2024 mendatang.

Ketua Assosiasi Pokdarwis Lombok Timur,, Nurul Fadli mengatakan, konsep desa wisata sangat membantu meningkatkan potensi desa.

Kembang Kuning dan Tete Batu misalnya. Di dua Desa ini perekonomian masyarakat bisa bergerak lebih cepat di saat Desa Wisata ditetapkan.

"Kegiatan seni budaya yang sebelumnya terkesan vakum, bisa kembali berjalan karena ada permintaan atraksi untuk wisatawan. Selain itu sektor UMKM masyarakat di Desa juga berjalan, baik dari sisi kuliner dan juga kerajinan tangan untuk oleh-oleh," kata Fadli.

Ia berharap dukungan program Dinas Pariwisata Provinsi NTB dan juga Dispar Lombok Timur terus berjalan di Desa Wisata ini.

SARANG WALET. Wisatawan domestik di Gua Sarang Walet, Desa Kembang Kuning.

Fadli mengungkapkan, saat ini sejumlah Pokdarwis di Lombok Timur terus membenahi destinasi yang ada di wilayah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menciptakan diferensiasi destinasi dan akan membuat lebih banyak alternatif bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lombok Timur.

"Kami dari pokdarwis berharap dukungan Dinas Pariwisata NTB dan juga Lombok Timur terus berjalan. Apalagi pak Kadispar Provinsi NTB, Lalu Faozal juga sangat intens turun ke lapangan, kita apresiasi," katanya.

BACA JUGA : Kembang Kuning, Sejuta Pesona di Kaki Gunung Rinjani

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh Faozal mengatakan, selain mendorong promosi wisata di destinasi-destinasi unggulan, Dispar juga terus mendorong pengembangan Desa Wisata di Lombok dan Sumbawa.

"Pekan depan kita launching lagi di Sekawan Sejati, Narmada," katanya.

Menurutnya, Desa Wisata akan menjadi destinasi-destinasi alternatif yang memiliki potensi dan keunikan masing-masing. Hal ini juga akan menjadi kantong-kantong kunjungan wisatawan, selain ke destinasi unggulan lainnya yang sudah berjalan.

"KEK Mandalika sudah menjadi destinasi superprioritas nasional. Dengan MotoGP 2021, tentu kita juga harus bersiap. Salah satunya membangun desa-desa wisata sebagai destinasi alternatif yang ke depan juga sangat punya potensi pasar," katanya.

Meski sempat terpuruk pasca bencana gempa bumi 2018, Faozal optimistis NTB akan mampu menarik 4,5 juta kinjungan wisatawan di tahun 2020 ini.

Beberapa faktor yang turut mendukung percepatan recovery pariwsata NTB antara lain kesiapan para pelaku wisata, hotelier, travel agent, dan juga masyarakat di destinasi.

"Selain itu beberapa maskapai yang membuka rute-rute baru seperti AirAsia, ini juga membuat optimisme kita bisa 4,5 juta wisatawan di tahun 2020 ini," katanya.(*)

No comments:

Post a Comment